Selasa 27 Aug 2013 19:45 WIB

Belajar tentang Indonesia di Filipina

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Citra Listya Rini
Belajar Indonesia di Filipina
Belajar Indonesia di Filipina

REPUBLIKA.CO.ID, "Berkibarlah benderaku. Lambang suci gagah perwira. Di seluruh bangsa Indonesia. Kau tetap pujaan bangsa..."

Lirik lagu nasional itu bukan dinyanyikan murid sekolah di Indonesia. Lagu itu dinyanyikan murid learning center, sekitar daerah Tupi, Cotabato, Filipina, Nurma Sapati, dan 16 anak - anak setingkat sekolah dasar. Semuanya warga Indonesia yang berdomisili di sekitar learning center. 

Mereka belum mengerti banyak hal tentang Indonesia. Yang mereka ketahui hanyalah nama negara, Indonesia, tanpa mengetahui sejarah dan dasar negara Indonesia.

Nurma Sapati belum lancar berbahasa Indonesia. Dia lebih mengerti Bahasa Visaya. Ketika ditanya, "Nama kamu siapa?" Bocah tujuh tahun itu terdiam sambil menatap si penanya. Kemudian gurunya, Lito Ambalaw, berbicara dengan Bahasa Visaya. Nurma kemudian menyebut namanya.

Sejak tiga pekan lalu dia menyanyikan lagu-lagu nasional. Baru dua lagu nasional dia mampu menyanyikan dengan terbata-bata, berkibarlah benderaku dan satu nusa satu bangsa. Butuh waktu sedikit lama untuk mempelajari itu. Hanya Sabtu dan Ahad, waktu yang digunakan untuk mempelajari hal yang berkaitan dengan Indonesia.

Belajar di tempat itu bukanlah hal mudah. Mereka harus berjalan kaki jauh dari rumah mereka yang berada di sekitar Pegunungan Matutum, 180 KM sebelah selatan Kota Davao. Nurma misalkan, meskipun tinggal di satu daerah dengan learning center, dia harus berjalan kaki selama hampir satu jam.

Namun, anak kedua dari tiga bersaudara ini mengatakan bakal terus mempelajari berbagai hal tentang Indonesia di learning center yang dibangun pemerintah RI.

Itulah aktifitas pusat belajar Indonesia di Filipina yang secara langsung Republika amati. Learning center itu mengajarkan pancasila dan kewarganegaraan, lagu-lagu nasional, dan yang paling utama adalah bahasa Indonesia. 

"Kami ingin mereka mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia seperti kita," kata Atase Pendidikan KBRI Filipina, Paristiyanti Nurwandani, di Cotabato, Filipina Selatan, Ahad (25/8).

Learning center dibangun sekitar 2007 lalu. Pembangunannya berawal dari keprihatinan terhadap kondisi anak-anak Indonesia di Mindanao. Orang tua mereka datang ke Mindanao untuk bekerja. Ada yang menjadi nelayan atau bekerja di perkebunan, sebagai pemetik buah. Sebagian anak-anak mereka belajar di sekolah Filipina. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement