Kamis 29 Aug 2013 22:50 WIB

Laos Dikecam karena Kasus Aktivis Hilang

Red:
Sombath Somphone, aktivis yang diduga diculik Pemerintah Laos
Sombath Somphone, aktivis yang diduga diculik Pemerintah Laos

LAOS -- Laos telah mendapat tekanan baru terkait hilangnya aktivis yang juga seorang guru,  Sombath Somphone, tahun lalu.

Pemerintah Laos kini menginvestigasi insiden itu tapi sebelumnya menyatakan tidak tahu menahu dimana aktivis sosial itu berada.

Diduga Sombath diculik dekat sebuah kantor polisi di jalan yang ramai di ibukota Vientiane pada tanggal 15 Desember 2012.

Organisasi HAM, Human Rights Watch, sebelumnya menuduh pemerintah 'menutup-nutupi', karena pihak berwenang tidak dapat menjelaskan secara kredibel tentang hilangnya Sombath.

Delegasi Eropa yang ketiga, dipimpin oleh Soren Sondergaard, seorang anggota Parlemen Eropa, baru saja menyelesaikan kunjungan ke Laos untuk bertemu dengan pejabat-pejabat tinggi pemerintah disana guna membahas masalah ini.

"Pesan utama kami adalah, tidak masuk akal bahwa seseorang bisa hilang hanya beberapa meter di depan sebuah kantor polisi, terekam oleh kamera, semuanya terekam oleh kamera, tapi delapan bulan telah berlalu tanpa hasil dari investigasi," kata Sondergaard kepada ABC Internasional.

Ia mengatakan, jawaban yang diterimanya adalah bahwa pihak berwenang Laos perlu lebih banyak waktu untuk menginvestigasi.

Segera setelah Sombath hilang, muncul rekaman CCTV yang menunjukkan ia dicegat oleh polisi lalu-lintas kemudian mobilnya dibawa pergi oleh seorang yang tidak diketahui identitasnya.

Sombath kemudian terlihat dibawa dengan kendaraan lain bersama tiga orang lainnya.

Pihak berwenang Laos sejauh ini menolak tawaran bantuan luar dan Sondergaard menghimbau agar mereka mau menerima tawaran untuk menganalisa rekaman itu.

Sebuah delegasi resmi Uni Eropa dijadwalkan akan berkunjung pada bulan Oktober dan Sondergaard telah memperingatkan, jika kunjungan itu gagal mencapai solusi kasus Sombath, maka ia akan mengajukan resolusi baru ke Parlemen Eropa.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement