Rabu 28 Aug 2013 16:06 WIB

Perdana Menteri Mesir dan Turki Terlibat 'Perang Mulut'

Rep: Bambang Noroyono / Red: Citra Listya Rini
Hazem el-Beblawi
Foto: EPA
Hazem el-Beblawi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perdana Menteri (PM) Mesir interim Hazem el-Beblawi mengecam pernyataan PM Turki Reccep Tayyip Erdogan atas pernyataannya yang menyudutkan Imam Besar al-Azhar Syekh Ahmed el-Tayyib. Kecaman el-Beblawi adalah perang mulut terkeras terhadap Erdogan pascakudeta militer 3 Juli lalu terhadap Presiden Muhammad Mursi.

El-Beblawi mengatakan Erdogan tidak pantas menyinggung otoritas keagamaan ternama di Mesir itu. Apalagi, kata dia, sampai menuduh keberpihakan al-Azhar terhadap kelompok, yang disebut Erdogan sebagai pemerintahan inkonstitusional. 

''Erdogan menyerang simbol-simbol keagamaan. Turki juga seharusnya mengerti Imam al-Azhar adalah otoritas tertinggi Umat Islam di Jazirah Arab dan dunia Islam,'' kata el-Beblawi seperti ditulis Egypt Independent, Rabu (28/8).

Kairo dan Ankara mengalami hubungan terpanas pascaterjungkalnya presiden Mesir terpilih Muhammad Mursi oleh kudeta militer. Erdogan tanpa jeda mengutuk manuver politik militer di Mesir. 

Bahkan, Erdogan mengumpat Panglima Jenderal Abdel Fattah el-Sisi sebagai pengkhianat konstitusi dan musuh dalam selimut. Kekesalan Ketua Partai Keadilan dan Kesejahteraan Turki (AKP) itu adalah wajar. Mengingat kedekatan paham politik AKP dengan Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir. 

Mursi bagi Erdogan adalah kawan akrab dan sepadan mengembalikan citra Islam di kawasan. Erdogan semakin ngamuk ketika pemerintahan sementara di Ibu Kota Kairo tidak merangkul IM dalam kabinet interim. 

Erdogan tegas menolak mengakui keberadaan rezim tersebut dan mengeluarkan ungkapan kontroversi dengan mengatakan bahwa Turki hanya mengakui Mursi sebagai presiden di Mesir. Turki lantas menarik Duta Besar dari Kairo.

''Kemarahan'' Erdogan masih membara sampai sekarang. Kemarin, Selasa (27/8) perdana menteri dua kali di Istanbul ini menyerang Syekh el-Tayyip dengan jubah al-Azhar-nya sebagai antek-antek militer. 

''Sejarah dunia akan mengutuk al-Azhar bersama pemimpinnya (saat ini),'' kata dia. 

Egypt Independent melansir, kemarahan Erdogan menjadi gong geo-politik di kawasan. Dikatakan arah politik luar negeri Turki terang mengurung otoritas al-Azhar kedalam stigma negatif lantaran ambil bagian dalam kudeta militer. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement