Rabu 28 Aug 2013 23:52 WIB

Uskup Anglikan Desak Cameron Tak Buru-buru Serang Suriah

Britain's Prime Minister David Cameron (file photo)
Foto: Reuters/Andrew Winning
Britain's Prime Minister David Cameron (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Uskup Agung Canterbury mendesak Perdana Menteri Inggris David Cameron tidak terburu-buru memutuskan serangan terhadap Suriah, dengan memperingatkan bahwa tindakan itu dapat berdampak tak terduga di dunia Muslim.

Tanggapan Justin Welby itu diterbitkan dalam suratkabar "Daily Telegraph" sebelum sidang Dewan Keamanan Negara Inggris pada Rabu, yang dijadwalkan dipimpin Cameron.

Parlemen pada Kamis direncanakan membahas tanggapan Inggris terhadap serangan senjata kimia di Suriah sesudah Cameron memperpendek liburannya dan mengundang sidang anggota parlemen untuk membicarakan masalah tersebut.

Welby, pemimpin gereja Anglikan, yang beranggota 80 juta orang, menyatakan anggota parlemen harus yakin tentang kenyataan sebelum bertindak dalam keadaan benar-benar sulit dan berbahaya.

"Yang anggota parlemen harus ingat dalam yang akan menjadi perdebatan sangat sulit adalah pertama, apakah kita yakin akan bukti di lapangan?" katanya.

"Kedua, apakah mungkin memberi tanggapan sesuai secara hati-hati, termasuk angkatan bersenjata, jika Anda yakin tentang kenyataan di lapangan, yang tidak memiliki dampak tak terduga di seluruh Arab dan dunia Muslim?" katanya.

Ia mengakui bahwa orang di luar pemerintahan, termasuk dirinya, tidak tahu keadaan sebenarnya di Suriah.

"Pemerintah dan Amerika Serikat melihat sandi, yang tak dilihat orang lain. Saya hanya berpikir bahwa kita harus sangat berhati-hati agar tidak memutuskan secara terburu-buru," katanya.

Dengan menambahkan bahwa keadaan sangat rumit, ia menggambarkan suasana hati pemeluk Kristen di kawasan itu. "Saya pikir, perasaan luar biasa adalah rasa benar-benar galau dan ketakutan mengerikan tentang yang mungkin terjadi dalam beberapa pekan ke depan," katanya.

Dampak pada warga tidak terlibat langsung dalam pertempuran tak terperikan dan mengerikan, katanya menegaskan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement