REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Penerbangan Sipil Mesir Abdel Aziz Fadel dan Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi menyaksikan penandatanganan kerja sama terkait pembukaan rute baru EgyptAir, Kairo-Jakarta.
Penandatanganan kerja sama di Kairo pada Selasa (27/8) itu dilakukan Dirut PT Mesirindo Utama Saleh Abdul Malik dan Wakil Presiden Komersial EgyptAir Hussein Sherif, kata Kepala Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Kairo Iwan Wijaya Multayatno kepada ANTARA Kairo, Rabu.
Penerbangan perdana langsung EgyptAir, Kairo-Jakarta, dijadwalkan berlangsung pada pertengahan Desember 2013, katanya. Dalam nota kerja sama tersebut, EgyptAir memberikan kepercayaan kepada PT Mesirindo sebagai agen pemasaran di Indonesia.
Dalam sambutannya, Menteri Penerbangan Sipil Mesir mengemukakan kerja sama ini akan banyak manfaatnya dirasakan oleh kedua bangsa, Mesir-Indonesia, termasuk juga bagi ribuan mahasiswa Indonesia di Mesir.
"Pihak EgyptAir akan memberikan perhatian dan harga khusus termasuk memberi toleransi kelebihan bagasi bagi mahasiswa yang biasanya membawa banyak buku dari Mesir," katanya.
Dubes Nurfaizi pada kesempatan sama mengemukakan bahwa hubungan poeple-to-people Indonesia-Mesir memiliki sejarah panjang sebelum kemerdekaan Indonesia, dan penerbangan langsung EgyptAir ke Jakarta ini akan lebih mempererat hubungan kedua bangsa.
Selain itu, menurut Duber Nurfaizi, dengan adanya penerbangan langsung Jakarta-Kairo dan sebaliknya, kerja sama ini tidak saja akan dirasakan manfaatnya oleh para mahasiswa, namun juga parawisata, dan para pebisinis dapat mengirim produk dagangannya dalam waktu lebih singkat.
EgyptAir berjanji akan memberi pelayanan kepada penumpang dengan suasana Indonesia, termasuk penyediaan hidangan kuliner khas nusantara seperti nasi goreng dan rendang.
Pramugara dan pramugari Indonesia akan dilibatkan dalam penerbangan menelan waktu sekitar 14 jam mengarungi Laut Merah, Laut Arab dan Samudera Hindia itu.
EgyptAir akan transit 1,5 jam di Kuala Lumpur, Malaysia, sebelum mendarat di Jakarta, kata Iwan.
Sejak penerbangan Garuda Indonesia menghentikan rute Jakarta-Kairo pada 1990 akibat Perang Teluk, penerbangan Ettihad dan Emirates Airlines, keduanya dari Uni Arab Emirat, merajai pasar penumpang Kairo-Jakarta.