REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga minyak dunia terus menguat pada Rabu (Kamis pagi WIB) di tengah kekhawatiran tentang Suriah, tetapi kecepatannya melambat karena beberapa pedagang melakukan aksi ambil untung.
Minyak mentah light sweet untuk pengiriman Oktober naik 1,09 dolar AS menjadi menetap di 110,10 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik 2,25 dolar AS menjadi ditutup pada 116,61 dolar AS per barel di perdagangan London.
Kemungkinan bahwa Amerika Serikat bersama negara-negara Barat lainnya akan mengambil tindakan militer terhadap pemerintah Suriah setelah menuduhnya menggunakan senjata kimia, memicu kekhawatiran tentang pasokan minyak di Timur Tengah, di mana sepertiga dari bahan bakar minyak dunia dihasilkan.
The Washington Post pada Selasa melaporkan bahwa Presiden AS Barack Obama sedang mempertimbangkan serangan militer terbatas terhadap Suriah pada lingkup dan durasi terbatas, dan waktu serangan mungkin akan berlangsung tidak lebih dari dua hari dan melibatkan peluncuran rudal jelajah laut atau mungkin pembom jarak jauh.
Badan Informasi Energi (EIA), unit statistik Departemen Energi AS, melaporkan pasokan minyak mentah pada Rabu bertambah 3,0 juta barel menjadi 362,0 juta barel untuk pekan yang berakhir 23 Agustus
Selain itu, produksi minyak mentah AS meningkat 1,2 persen menjadi 7,61 juta barel per hari, tingkat tertinggi sejak 1989, menurut EIA.
Di sisi ekonomi, penjualan "pending home" AS atau rumah yang pengurusannya belum selesai turun 1,3 persen pada Juli menyusul penurunan 0,4 persen pada Juni, karena suku bunga kredit yang lebih tinggi memperlambat permintaan pasar, Asosiasi Makelar Rumah Nasional (NAR) melaporkan pada Rabu.
Sementara itu, permohonan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) turun 2,5 persen dari minggu sebelumnya, menurut data dari survei permohonan KPR mingguan Asosiasi Bankir KPR (MBA) untuk pekan yang berakhir 23 Agustus