Kamis 29 Aug 2013 09:36 WIB

Suriah Minta PBB Selidiki Tiga Serangan Kimia

Jasad korban serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah, Rabu (21/8).
Foto: AP/Shaam News Network
Jasad korban serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah, Rabu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Pemerintah Suriah pada Rabu (28/8) meminta PBB menyelidiki tiga lagi serangan kimia yang dilancarkan oleh gerilyawan di pinggiran Damaskus pekan lalu, kata seorang utusan Suriah kepada wartawan di Markas PBB, New York.

"Saya baru saja menyampaikan atas nama pemerintah saya surat kepada sekretaris jenderal PBB serta presiden Dewan Keamanan," kata Bashar Ja'afari, Wakil Tetap Suriah untuk PBB.

"Surat itu berisi permintaan dari Pemerintah Suriah kepada sekretaris jenderal untuk segera memberi mandat tim penyelidikan --yang saat ini berada di Damaskus-- untuk menyelidiki tiga peristiwa kejam yang terjadi di pinggiran Damaskus pada 22,24 dan 25 Agustus," kata Ja'afari.

Utusan Suriah tersebut menyatakan anggota militer Suriah menghirup gas beracun akibat penggunaan agen kimia yang sama dengan gas syaraf sarin oleh "kelompok teroris".

Puluhan tentara Suriah saat ini dirawat di beberapa rumah sakit setelah peristiwa itu, ia menambahkan sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Rabu malam, mengkonfirmasi PBB telah menerima surat dari Pemerintah Suriah mengenai permintaan bagi penyelidikan tambahan.

Pada 21 Agustus, oposisi Suriah menyatakan sebanyak 1.300 orang tewas dalam serangan senjata kimia yang dilancarkan oleh militer pemerintah terhadap kubu gerilyawan di pinggiran Damaskus. Pemerintah Suriah dengan tegas membantah tuduhan itu.

Tim PBB tersebut, yang dipimpin oleh ilmuwan Swedia Ake Sellstrom, mulanya akan meneliti dugaan penggunaan senjata kimia di Kota Kecil Khan Al-Assad Utara dan dua lokasi lagi yang tidak disebutkan. Namun Prioritas para penyelidik PBB untuk saat ini ialah menyelidiki peristiwa paling akhir yang melibatkan dugaan penggunaan senjata kimia di pinggiran Damaskus, Al-Ghouta, pada 21 Agustus.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement