Kamis 29 Aug 2013 10:55 WIB

Kemenlu Fokus pada Keselamatan WNI di Timur Tengah

Pasukan Pembebasan Suriah (FSA)
Foto: AP
Pasukan Pembebasan Suriah (FSA)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Timur Tengah Kementerian Luar RI, Febrian A Ruddyard menyatakan pemerintah tetap fokus pada keselamatan warga negara Indonesia yang berada di Timur Tengah, khususnya di Mesir yang tengah dilanda konflik.

"Komunikasi dilakukan setiap saat, kami pantau terus secara intens, ini kami lakukan demi keselamatan WNI di sana, paling tidak Menlu selalu mmberikan informasi kondisi di Mesir," kata Febrian A Ruddyard di Bandung, Kamis.

Pada diskusi reposisi kebijakan luar negeri di Museum Asia Afrika Bandung, Febrian mengungkapkan sebelum terjadi konflik pada 17 Agustus lalu di Mesir, Kementerian Luar Negeri sudah memberikan imbauan pada WNI di sana untuk menghindari tempat-tempat keramaian.

"Jauh-jauh hari sebelum tensi politik di sana naik, KBRI sudah memberikan imbauan seperti menjauhi tempat-tempat yang diperkirakan akan terjadi puncak, dua minggu sebelum terjadi konflik puncak sudah minta untuk dihindari," katanya.

Lebih lanjut Febrian mengatakan, hingga sekarang proses evakuasi bagi WNI masih dirasa belum perlu. Hal itu didasarkan dengan kondisi keamanan Mesir yang mulai kondusif.

"Dari KBRI menyampaikan saat ini kondisi keamanan mesir sudah mulai kondusif," katanya.

Sebagai bentuk pencegahan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) melalui Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) sekarang memfokuskan pengamatan pada beberapa titik wilayah di Mesir.

"Ada belasan titik yang jadi konsentrasi kami, dibantu cabang-cabang PPMI dan KKMI, mereka selalu melaporkan," katanya.
Direktur Timur Tengah itu menegaskan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam konflik di Mesir.

"Konflik yang terjadi di sana, biarkanlah menjadi urusan mereka, yang terpenting bagi kita adalah keselamatan WNI," katanya.

Dari lima ribu yang berada di Mesir, sekitar 2.900 adalah mahasiswa. Sedangkan sisanya merupakan keluarga KBRI dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement