Kamis 29 Aug 2013 15:28 WIB

Dunia Desak PBB Bertindak di Suriah

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
Dua anak Suriah di antara tenda-tenda pengungsian. Perang saudara telah membuat penduduk negara itu menderita.
Foto: dec.org.uk
Dua anak Suriah di antara tenda-tenda pengungsian. Perang saudara telah membuat penduduk negara itu menderita.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Organisasi Kerjasama Islam (OIC) mengutuk serangan gas beracun yang diduga dilakukan rezim Suriah. Mereka mendesak PBB untuk menindak atas tindakan tersebut. Dewan Keamanan PBB diminta mengambil posisi melawan tindakan kriminal tersebut.

Namun, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan dewan keamanan tidak seharusnya mempertimbangkan draf resolusi untuk menanggapi serangan senjata kimia di Suriah sebelum inspektor PBB melaporkan tentang temuan mereka. Lavrov mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague yang negaranya mengajukan resolusi untuk melindungi warga sipil agar menunggu hasil dari inspektor PBB.

Laporan Al-Arabiya, Kamis (29/8) mengatakan Pemerintah Inggris mengajukan sebuah resolusi yang memungkinkan PBB mengambil tindakan dengan dalih melindungi warga sipil. Utusan dari Inggris, Cina, Prancis, Rusia, dan AS hadir dalam pertemuan membahas resolusi tersebut. Pertemuan berakhir tanpa kesepakatan.

Duta besar Rusia dan Cina yang menolak serangan militer kepada Presiden Bashar Assad meninggalkan negosiasi tertutup setelah 75 menit. AS, Inggris, dan Prancis meninggalkan ruangan dewan keamanan PBB tanpa komentar. Tiga negara tersebut dilaporkan ingin menyerang Suriah karena penggunaan senjata kimia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement