REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama, Jumat (30/8), menghubungi timpalannya dari Prancis Francois Hollande dan Perdana Menteri Inggris David Cameron guna membahas tindakan yang mungkin dilakukan terhadap Pemerintah Suriah.
Gedung Putih mengatakan dalam satu pernyataan Obama dan Hollande berbicara "sebagai bagian dari konsultasi mereka yang berlanjut" mengenai dugaan penggunaan senjata kimia terhadap oposisi oleh Pemerintah Presiden
Suriah Bashar al-Assad pada 21 Agustus.
"Kedua pemimpin sepakat masyarakat internasional tak bisa mentolerir penggunaan senjata kimia dan harus meminta rejim bertanggung-jawab serta mengirim pesan kuat bahwa penggunaan senjata kimia tak bisa diterima," kata pernyataan tersebut.
Pernyataan itu menekankan Amerika Serikat "akan terus berkonsultasi secara aktif dengan Prancis mengenai Suriah dan tantangan lain keamanan global", demikian laporan Xinhua.
Dalam percakapan telepon mereka, Obama dan Cameron mengatakan penggunaan senjata kimia "tak bisa diterima dan tak bisa ditolerir", demikian pernyataan lain Gedung Putih. Obama dan Cameron, katanya, juga sependapat untuk melanjutkan konsultasi secara seksama mengenai Suriah dan tantangan luas keamanan.
Obama siap memerintahkan serangan terhadap Suriah, setelah mengajukan "bukti" yang dikatakannya memberatkan pemerintah Bashar. Namun Inggris sudah mengesampingkan aksi militer yang mungkin dilancarkan, dan Prancis telah menyatakan akan bergabung dengan Amerika Serikat dalam melancarkan serangan semacam itu.
sumber : Antara