Sabtu 31 Aug 2013 07:17 WIB

Misi PBB Periksa Penggunaan Senjata Kimia di Suriah Selesai, Apa Hasilnya?

Tim Investigasi PBB tiba di Suriah untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus.
Foto: AP PHOTO
Tim Investigasi PBB tiba di Suriah untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para pakar PBB telah menyelesaikan tugas mereka di Suriah dan akan "mempercepat" pembuatan laporan tentang apakah senjata kimia memang digunakan dalam konflik di negara tersebut.

Hal itu diungkapkan juru bicara PBB Martin Nesirky, Jumat.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon sudah siap memberikan pandangannya kepada Dewan Keamanan PBB tentang penyelidikan terhadap dugaan serangan senjata kimia jika diperlukan, kata juru bicara itu dalam jumpa pers.

Sementara Amerika Serikat dan sekutunya sedang mempertimbangkan untuk melancarkan serangan militer ke Suriah --sebagai tindakan atas serangan 21 Agutus, hingga kini belum ada negara yang meminta Dewan Keamanan untuk mengadakan sidang.

Ban menjelaskan kemajuan yang didapat tim pemeriksa PBB tersebut saat ia melakukan pertemuan dengan para duta besar untuk PBB dari Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat.

"Tim tersebut sudah menyelesaikan tugasnya mengumpulkan sampel dan bukti-bukti," kata Nesirky kepada para wartawan.

"Mereka sekarang sedang bersiap-siap untuk berangkat, mereka akan meninggalkan Damaskus dan Suriah besok."

Utusan PBB urusan perlucutan senjata Angela Kane telah meninggalkan Damaskus pada hari Jumat dan akan melapor kepada Ban di New York pada hari Sabtu, tambah juru bicara.

Para penerjemah bahasa dan staf pendukung PBB lainnya juga telah meninggalkan Suriah pada Jumat, kata Nesirky.

Ketiga belas pakar yang dipimpin oleh Ake Sellstrom itu akan membawa sampel-sampel yang diambil dari lokasi dugaan serangan senjata kimia di Ghouta, di dekat Damaskus, ke laboratorium-laboratorium di Eropa.

"Tim yang dipimpin Dr Sellstrom sedang berupaya keras untuk mempercepat proses analisa," kata Nesirky dan pada saat yang sama menekankan "pentingnya perhatian yang teliti untuk mempertahankan integritas proses tersebut."

Juru bicara mengatakan laporan yang ditulis oleh tim pemeriksa itu pada akhirnya akan diserahkan kepada semua negara anggota PBB.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement