REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA -- Dampak radiasi di fasilitas nuklir Fukushima, Jepang kian mengkhawatirkan. Pemerintah mengatakan, tingkat radiasi akibat kebocoran fasilitas pembangkit listrik itu mencapai 18 kali lipat dari uang terprediksi.
Operator PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power Co, (Tepco) mengatakan telah menemukan intensitas perembesan air terpapar radioaktif yang kian membesar. Dikatakan, semula kebocoran di fasilitas tersebut hanya menemukan 230 milisevert per jam. Namun peralatan terbaru mendeteksi perembesan mencapi 1.800 milisevert per jam. Milisevert adalah satuan paparan radioaktif dalam benda cair. Otoritas nuklir setempat menentukan tingkat berbahaya paparan radio aktif dalam benda cair dalam ambang batas 50 milisevert.
Aljazeera mengatakan, 1.800 milisevert cukup untuk membunuh manusia dalam waktu empat jam. ''Kami terus mencari tahu penyebab hal ini semua,'' dalam pernyataan resmi Tepco, seperti dilansir CNN News, Ahad (1/9).
Tepco menambahkan akan menjamin keselamatan para pekerja di fasilitas nuklir di pinggiran perairan bebas Jepang itu. ''Kami berpikir untuk memblokir radiasi dengan mengisolasi paparan dengan peralatan khusus,'' sambung Tepco.
Fasilitas nuklir Fukushima adalah pembangkit listrik utama Jepang. Fukushima pernah berhenti beroperasi lantaran guncangan hebat akibat tsunami pada 2011. Tidak kurang dari 160 ribu masyarakt setempat terancam terpapar radioaktif. Kecelakaan tersebut mencatatkan rekor kecelakaan nuklir terbesar di dunia setelah Chernobyl, seperempat abad silam. Kali ini Fukushima mengalami persoalan serupa. Tangki air berkapasitas 300 ton pendingin reaktor mengalami kebocoran. Air terpapar radioaktif tersebut menetes keluar tangki dan membasahi pertanahan sekitar.
Kekhawatiran kian mencemaskan lantaran fasilitas tersebut dekat dengan lautan lepas. Insiden kali ini mendesak pemerintah menganggarkan dana untuk perbaikan. Reuters melaporkan, Perdana Menteri Shinzo Abe menyetujui penggelontoran dana 3,6 miliar dolar AS untuk menyelamatkan Fukushima dari bahaya nuklir. Abe juga mengatakan agar para pihak tidak menyalahkan Tepco atas insiden tersebut.