REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama frustrasi menyusul hilangnya dukungan internasional untuk menginvansi Suriah.
Presiden sokongan Partai Demokrat itu memilih menunda ambisi tersebut dan meminta persetujuan Kongres AS untuk menghabisi rezim Bashar Al-Assad di Damaskus.
''Banyak orang mengatakan 'kita harus melakukan sesuatu'. Tapi tidak seorang pun tampaknya bersedia melakukan (serangan) itu,'' kata dia saat konfrensi pers di Gedung Putih, Washington, Sabtu (31/8) waktu setempat, seperti dikutip CNN News.
Obama mengatakan kekecewaan pertamanya ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK - PBB). Obama menegaskan, AS punya konsistensi mendukung norma-norma internasional tentang pelanggaran perang dan larangan penggunaan senjata berbahaya.
Menurut dia, tidak ada keraguan tentang penggunaan senjata kimia oleh militer Presiden Bashar al-Assad. Rezim 12 tahun itu juga dikatakan Obama sebagai ancaman AS dan sekutu. Presiden dari ras Afro-Amerika pertama di AS ini mengatakan, Assad perusak keamanan di Timur Tengah. ''Aksi militer ke Suriah adalah tanggung jawab dunia,'' ujar dia.