Ahad 01 Sep 2013 21:47 WIB

Kongres AS Bakal Gagalkan Serangan ke Suriah?

Rep: Bambang Noroyono / Red: Citra Listya Rini
Gedung Kongres Amerika Serikat di Washington
Foto: AP/Susan Walsh
Gedung Kongres Amerika Serikat di Washington

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Harapan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mendapat dukungan dari Kongres untuk menyerang Suriah sepertinya bakal gagal. Setidaknya ada dua alasan utama penolakan Capitol Hill terkait rencana perang tersebut.

Pertama, kegagalan mengembalikan kestabilan politik di Libya, membuat Kongres ragu atas rencana undang-undang serangan militer kali ini. Ketua Kongres John Boeher mengatakan, Obama punya catatan buruk menggenggam keyakinan suara Kongres.

''Kali ini rencana Gedung Putih adalah mimpi buruk yang seharusnya dihindari,'' kata Boeher seperti dilansir Times, Ahad (1/9). 

Boeher menjamin perdebatan berapi-api pekan mendatang akan membakar lantai Kongres. Menurut dia, persoalan menyerang Suriah jauh lebih tajam ketimbang saat pembahasan Libya 2011 lalu.

Proporsi mayoritas kursi Partai Republik di Kongres ditaksir memblokir kemauan perang Obama terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad. Pemilihan nasional 2012 lalu memposisikan Partai Republik pemilik 235 suara di Dewan Perwakilan Rakyat, dan 45 kursi di Senat. 

Partai Demokrat dengan 199 kursi di DPR dan 55 di Senat. Menurut Reuters, partai pendukung pemerintahan dan oposisi selama ini sama-sama gamang menyikapi dua setengah tahun perang saudara di Damaskus. Obama sendiri, selama konflik di Suriah menghindari ikut campur militer AS di Negeri Syam tersebut. 

Kedua, Kongres AS akan enggan bertanggung jawab dan tidak mau disalahkan. Pencaraian dukungan Kongres menurut Times adalah ketakutan Obama jika serangan militer gagal menggulingkan Assad. Taruhannya akan sama seperti yang dialami negara-negara Timur Tengah lainnya saat ini.

Obama bermaksud memberi beban perang tersebut kepada Kongres. Dukungan Kongres membuat kegagalan perang dipikul sama-sama. Kebijakan bersama ini mirip seperti yang dilakukan ketika Bill Clinton menjabat presiden di era 1990-an.

Kali ini peran anti-perang itu dilakukan Ketua Senat John McCain. Senator dari Negara Bagian Arizona ini mengatakan, akan menarik suara Partai Republik untuk tidak terkooptasi dengan para pendukung peperangan. 

''Kami (Partai Republik) tidak akan menyetujui serangan sebelum adanya strategi peralihan kekuasaan di Damaskus,'' kata dia.

Di Suriah, Juru Bicara Koalisi Oposisi Nasional Suriah (SNC) Louay Safi mengatakan, keputusan Obama menunggu jawaban Kongres AS adalah memperpanjang petaka masyarakat sipil di Suriah. SNC ragu AS dapat dipercaya setelah lunturnya dukungan internasional.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement