Senin 02 Sep 2013 09:55 WIB

Hamas: Aksi Penghancuran Terowongan Jalur Gaza Meningkat

Warga Palestina membangun kembali terowongan yang hancur di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir di Rafah, Jalur Gaza, Palestina.
Foto: AP/Adel Hana
Warga Palestina membangun kembali terowongan yang hancur di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir di Rafah, Jalur Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Daerah perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, menghadapi peningkatan mencolok aksi keamanan militer Mesir dalam menghancurkan puluhan terowongan di bawah perbatasan yang digunakan untuk melakukan penyelundupan. Demikian kata sumber Hamas pada Ahad (1/9).

Sumber tersebut memberitahu Xinhua selama lebih dari tiga hari belakangan, militer Mesir telah menghancurkan 30 terowongan di bawah perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza. Kebanyakan berada di Permukiman Al-Barazil di Kota Kecil Rafah di bagian selatan Jalur Gaza.

Warga di kota kecil itu menyatakan mereka melihat asap membubung ke udara dari daerah tersebut dan mendengar suara ledakan sangat kuat. Mereka menambahkan penghancuran terowongan itu adalah bagian dari operasi besar yang dilancarkan oleh pasukan militer Mesir di daerah tersebut.

Warga juga mengatakan mereka melihat buldozer Mesir sedang menghancurkan bangunan di perbatasan di wilayah Mesir. Warga menyampaikan keprihatinan penghancuran rumah di sepanjang perbatasan mungkin adalah langkah persiapan untuk menciptakan zona larangan 500 meter di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza.

Sobhi radwan, Walikota Rafah, mengatakan apa yang terjadi di daerah perbatasan meningkatkan keprihatinan mereka bahwa militer Mesir bermaksud membentuk zona-larangan keamanan di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.

"Kendaraan Mesir melancarkan aksi yang tak pernah terjadi sebelumnya, yaitu menghancurkan bangunan dan terowongan di perbatasan di wilayah Mesir. Mereka tampaknya utnuk mempersiapkan pembentukan zona-larangan keamanan," kata Radwan kepada Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Senin.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement