REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tinggi rata-rata laki-laki Eropa bertambah 11 sentimeter (4,4 inchi) antara 1870 hingga 1980. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Oxford Economic Papers terbitan Oxford University Press hari ini mengindikasikan hal itu karena faktor kesehatan yang semakin baik.
Hasil penelitian diambil dari militer, catatan kesehatan dan rekaman lain dari laki-laki dewasa muda usia rata-rata 21 tahun di 15 negara Eropa. Tinggi laki-laki di negara yang berada di Eropa utara mengalami peningkatan pertumbuhan paling tinggi saat terjadinya dua perang dunia.
Namun, negara di selatan Eropa, termasuk Prancis mengalami pertumbuhan paling tinggi setelah Perang Dunia II usai. Ahli ekonomi dari Universitas Essex, Inggris dan Universitas Nasional Australia di Canberra Timothy Hatton mendeskripsikan perubahan tersebut sebagai hal yang 'meledak'.
"Bukti menunjukkan sumber yang paling berkontribusi besar dalam penambahan tinggi manusia adalah penyakit di lingkungan. Meningkatnya pendapatan, pendidikan dan jumlah keluarga yang mengecil juga berpengaruh," ujarnya, seperti dilansir AFP, Senin (2/9).
Pada 1980, laki-laki Belanda menjadi yang tertinggi di Eropa, yaitu sekitar 1,83 meter (enam kaki). Sedangkan yang terpendek adalah laki-laki Portugis dengan 1,73 meter. Penelitian ini hanya dilakukan pada laki-laki karena hanya ada sedikit data akurat pada perempuan di masa itu.