SYDNEY -- Otoritas Keamanan Maritim Australia (AMSA) mencatat pihaknya telah memberitahukan otoritas Indonesia mengenai keberadaan perahu pencari suaka yang membutuhkan pertolongan.
Bantahan ini disampaikan menanggapi tudingan yang menyebut SAR Australia telah menuduh penumpang kapal tersebut berbohong soal statusnya yang perlu diselamatkan.
Catatan AMSA menunjukan pihaknya mengandalkan laporan dari kapal tanker minyak di dekat perahu pencari suaka bermasalah tersebut yang dalam penilaiannya menyatakan perahu itu tidak di dalam kesulitan.
Tetapi penumpang di dalam perahu mengatakan mereka panik memompa air dari perahu dan takut akan tenggelam. Gambar dari perahu menunjukkan mereka melambaikan jaket penyelamat kepada kapal tanker minyak, dalam upaya untuk mendapatkan bantuan.
Tudingan pengabaian ini disampaikan salah seorang pencari suaka di perahu tersebut yang menyatakan staf SAR Australia menolak mempercayai panggilan darurat mereka ketika menuju Pulau Christmas 1 Agustus lalu. Pencari suaka asal kota Hazara Afghanistan, Naqsh Murtaza, mengatakan staf AMSA menolak mempercayai perahu yang ditumpanginya bocor dan mengalami mati mesin.
Dia mengatakan selama berjam-jam AMSA mengatakan dirinya berbohong tentang kondisi perahu mereka sedang dalam kesulitan dan hanya disuruh memperbaiki kapal itu saja.
AMSA tidak menolak tuduhan itu, tapi catatan AMSA menunjukan salah satu stafnya sudah memberikan peringatan kepada Lembaga SAR Indonesia, BASARNAS tentang lokasi perahu tersebut.
BASARNAS kemudian menyelamatkan 81 orang penumpang kapal dan membenarkan perahu itu bocor dan rusak. Semua penumpang berhasil kembali ke Indonesia dengan selamat.