Selasa 03 Sep 2013 06:36 WIB

Taiwan Bantah Ada Diplomasi Buku Cek

Red:
Katharine Chang, perwakilan Taiwan untuk Australia
Katharine Chang, perwakilan Taiwan untuk Australia

TAIWAN -- Taiwan menolak tuduhan terlibat dalam diplomasi buku cek di Pasifik dan membeli loyalitas negara negara miskin dengan imbalan bantuan .

Taipei yang memiliki hubungan dengan enam negara di Pasifik yakni Kepulauan Solomon , Kiribati, Kepulauan Marshal , Nauru , Palau dan Tuvalu sedang berupaya mencegah negara negara tadi mengalihkan loyalitas ke China .

Cina masih mengklaim pulau yang memiliki pemerintahan itu sebagai bagian dari wilayahnya sambil berusaha me-reunifikasi, salah satunya bila perlu menggunakan kekerasan.

Perwakilan Taiwan untuk Australia, Katharine Chang, kepada program Asia Pasific membantah negaranya terlibat dilomasi buku cek di kawasan sebagai bagian strategi pengakuan buat Taipei.

“Tidak ada lagi diplomasi buku cek. Kami pastikan semua bantuan yang kami tawarkan untuk membangun negara negara (pasifik), hasilnya harus sah dan prosesnya sesuai hukum,” jelas Chang.

Taiwan menyatakan bantuan kepada Pasifik adalah tentang berbagi kemakmuran ekonomi dan menyediakan bantuan praktis kepada sejumlah negara di bidang energi terbarukan, pelatihan keahlian, bantuan medis dan melindungi ketersediaan ikan tuna di kawasan itu.

Chang bahkan mengklaim hubungannya tidak  dalam bentuk diplomasi buku cek namun saling menguntungkan.  “Kami tidak memberi mereka ikan. Tapi kamu mengajarkan memancing. Dengan begitu anda bisa memiliki banyak ikan untuk dimakan. Itulah cara Taiwan bekerjasama dalam menawarkan bantuan kepada sekutu Taiwan di Pasifik. Semua negara negara tadi menghargai hubungannya dengan kami,” ungkapnya.

Chang berpendapat hubungan Taipei-Beijing sangat bagus dalam hal pariwisata dan kerjasama antarkeduanya terlepas perbedaan pandangan soal kedaulatan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement