Senin 02 Sep 2013 20:28 WIB

Assad: Suriah Siap Dengan Serangan AS

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Barack Obama dan Bashar Al Assad
Foto: AP
Barack Obama dan Bashar Al Assad

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Suriah siap melawan setiap agresi militer dari negara mana un, termasuk Amerika serikat (AS) dan sekutu. Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, negaranya tidak akan menyerahkan legitimasi kekuasaan kepada kelompok oposisi dan pendukung gerakan perlawanan.

''Suriah, siap dengan semua serangan dari eksternal (negara lain),'' kata Assad dalam pidato resminya, seperti dilansir Aljazeera, Senin (2/9). Pernyataan Assad menanggapi rencana serangan Paman Sam dan sekutu ke Ibu Kota Damaskus. Assad menegaskan, tidak akan meninggalkan negaranya dalam kondisi apa pun.

Pernyataan Assad diucapkan sehari setelah pernyataan perang Presiden AS Barack Obama, Sabtu (31/8). Presiden AS itu meminta Kongres AS setuju dengan serangan ke Suriah. Alasannya, diucapkan Obama lantaran militer Assad sengaja menggunakan senjata kimia. Obama, menuduh rezim 12 tahun di Damuskus telah menggunakan gas sarin dan gas mustard untuk menyerang oposisi.

Serangan di Kota Ghouta pada 21 Agustus lalu diklaim AS menewaskan sedikitnya 1.400 orang. Obama mengatakan kebanyakan korban adalah anak-anak.

Assad membantah tuduhan itu. Seperti dilansir CNN News, Ahad (1/9), presiden sejak 2000 ini mengatakan, AS telah ditipu kelompok oposisi dan terorisme. Assad mengungkapkan, peristiwa di Kota Ghouta adalah pertempuran antara kelompok terorisme dan oposisi. Kedua kelompok tersebut, dikatakan dia saling membunuh dengan menggunakan zat berbahaya. Para kelompok bersenjata itu membuat tuduhan internasional mengarah kepada militer pemerintah.

Menurut dia, dua kelompok yang sama adalah sumber konflik utama di negaranya. Alih-alih menerima tudingan AS, Assad malah menuduh AS dan sekutu, juga Liga Arab sebagai sponsor resmi dari dua tahun setengah pemberontakan di Suriah. ''Ancaman AS ke Suriah bukan alasan kami meninggalkan prinsip melawan pemberontak dan terorisme,'' ujar dia.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement