REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengirim kapal pengintai ke Laut Mediterania Timur. Kantor berita Interfax melaporkan, kapal itu keluar ketika AS bersiap untuk melakukan serangan militer ke Suriah.
Seorang sumber militer Rusia, berbicara kepada Interfax yang dikutip Reuters, kapal pengintai Rusia meninggalkan pangkalan Angkatan Laut di Ukraina pada Ahad malam. Mereka memiliki misi untuk mengumpulkan informasi di wilayah konflik.
Kementerian Pertahanan Rusia menolak untuk berkomentar terkait kabar itu. Hanya saja, pekan lalu Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan akan mengirim kapal perang baru ke Mediterania. Hal ini dilakukan untuk mengganti kapal yang lama.
Pengiriman kapal perang tersebut terjadi di tengah penolakan Rusia atas rencana agresi Amerika Serikat ke Suriah. Padahal, AS pun sudah tampak siaga dengan lima kapal perusaknya yang dikirim secara bertahap hingga Kamis (29/8) lalu.
Kapal perusak berpeluru kendali USS Stout, berada "di Meditrenia, sedang menuju ke arah timur" menggantikan kapal perusak Mahan.
Kapal-kapal perusak lainnya di kawasan itu-- Ramage, Barry dan Gravely-- mondar-mandir di Meditrenia dan dapat meluncurkan peluru-peluru kendali Tomahawk ke arah Suriah jika diperintahkan oleh Presiden Obama.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, Senin mengemukakan AS memberikan informasi untuk membuktikan rezim Assad berada di balik penyerangan. Akan tetapi bukti itu sama sekali tak meyakinkan.
Sejauh ini, Amerika Serikat menemukan beberapa mitra internasional yang bersedia terlibat dalam konflik yang menewaskan lebih dari 100 ribu orang itu. Dari semuanya, hanya Perancis yang memiliki kekuatan militer yang besar. Sementara, Parlemen Inggris menolak penggunaan senjata dalam voting beberapa hari lalu.