Selasa 03 Sep 2013 07:30 WIB

Mengapa Turis Cina Dikenal Begitu Kasar? (1)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Djibril Muhammad
Turis Cina hobi berlibur ke luar negeri (Ilustrasi)
Foto: marketingtochina
Turis Cina hobi berlibur ke luar negeri (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Turis Cina kebanyakan dipandang sering memaksa, keras, kurang sopan, dan nakal.

Meskipun negara tujuan menyambut kedatangan dolar pariwisata ini ke negara mereka, pada kenyataannya negara tujuan wisata tak menyukai kekacauan dan kerumitan yang sering ditimbulkan beberapa wisatawan di Cina.

Orang-orang bertanya mengapa mereka sangat keras dan tidak bersikap lunak. Setiap cerita tentang turis Cina yang diterbitkan banyak media di sana, salah satunya South China Morning Post (SCMP) selalu menjadi artikel dengan pembaca tertinggi.

Kini, SCMP kembali membahas yang sama dengan topik mengapa turis-turis Cina dikenal begitu kasar? ROLers, berikut pemaparannya, dilansir dari SCMP, Senin (2/9).

Peneliti pariwisata Cina, Yong Chen yang juga salah satu akademisi dari Hong Kong Polytechnic University mengatakan mengatakan sebagian besar turis Cina yang buruk sama sekali tidak berniat menjadi buruk.

Mereka hanya menunjukkan apa adanya diri mereka. Mereka adalah seorang Cina, jadi begitulah mereka. Setidaknya ada empat faktor yang bisa menjelaskannya.

1. Perbedaan tingkat pendidikan

Chen mengatakan tidak semua turis Cina adalah wisatawan yang kasar. "Mereka yang berpendidikan biasanya bersikap lebih baik daripada mereka yang memiliki standar pendidikan lebih rendah," katanya.

Biasanya, turis Cina yang separuh baya atau berusia tua umumnya tidak sekolah tinggi atau hanya mengenyam pendidikan sesaat selama politik penuh gejolak di Cina. Inilah yang kemudian yang menyebabkan tindakan mereka sedikit lebih sulit diatur.

Banyak dari mereka yang tidak bisa berbicara bahasa Inggris, dan juga tidak fasih berbahasa Mandarin. Pengetahuan mereka tentang negara tujuan wisata beserta budayanya sering kali tidak ada.

Hal ini bisa terlihat dalam kejadian berikut ini. Suatu hari, sekelompok wisatawan dari Cina Daratan berkunjung ke Hong Kong bersama-sama.

Mereka kemudian menelepon polisi dan menuntut 3 ribu dolar Hong Kong sebagai kompensasi karena mereka dibiarkan menunggu pemandu wisata (guide) selama dua jam.

Agen perjalanan kemudian mengatakan pemandu wisata mereka berhenti dan sebaliknya menuduh turis-turis ini memeras mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement