REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Turis Cina kebanyakan dipandang sering memaksa, keras, kurang sopan, dan nakal.
Meskipun negara tujuan menyambut kedatangan dolar pariwisata ini ke negara mereka, pada kenyataannya negara tujuan wisata tak menyukai kekacauan dan kerumitan yang sering ditimbulkan beberapa wisatawan di Cina.
Orang-orang bertanya mengapa mereka sangat keras dan tidak bersikap lunak. Setiap cerita tentang turis Cina yang diterbitkan banyak media di sana, salah satunya South China Morning Post (SCMP) selalu menjadi artikel dengan pembaca tertinggi.
Kini, SCMP kembali membahas yang sama dengan topik mengapa turis-turis Cina dikenal begitu kasar? ROLers, berikut pemaparannya, dilansir dari SCMP, Senin (2/9).
Peneliti pariwisata Cina, Yong Chen yang juga salah satu akademisi dari Hong Kong Polytechnic University mengatakan mengatakan sebagian besar turis Cina yang buruk sama sekali tidak berniat menjadi buruk.
Mereka hanya menunjukkan apa adanya diri mereka. Mereka adalah seorang Cina, jadi begitulah mereka. Setidaknya ada empat faktor yang bisa menjelaskannya.
2. Mengabaikan kebiasaan dan aturan
Agen perjalanan wisata di Beijing yang berbasis di Maladewa, Jenny Wang mengatakan turis-turis Cina yang kurang berpendidikan biasanya menutup mata pada peraturan dan adat istiadat setempat.
Seorang pria Cina baru-baru ini berlibur ke sebuah resort di Maladewa. Ia kemudian marah mana kala menemukan bahwa restoran dimana ia ingin makam ternyata sudah penuh karena dipesan.
"Dia berteriak, mengancam, dan menghina staf restoran, sampai salah satu pelayan restoran itu menangis. Anda susah menghadapi turis Cina yang seperti ini sebab mereka pikir mereka bisa melakukan apa saja dengan uang mereka," kata Wang.
Wang menambahkan kebiasaan lain yang umumnya tidak ingin dilakukan turis Cina adalah memberikan tip di luar negeri.
Kebanyakan turis dari negara lain setidaknya memberikan tip pada beberapa jasa, misalnya office boy hotel. Beberapa turis Cina tidak terbiasa dengan ide itu.
Mereka gagal memahami bahwa staf yang bekerja di hotel atau resort itu biasanya mendapatkan gaji sedikit, bahkan beberapanya sangat bergantung pada uang tip.
Hal ini kemudian menciptakan ketegangan meningkat antara Cina dan tuan rumah mereka. Staf atau pelayan di negara tujuan wisata biasanya lebih suka melayani tamu-tamu dari negara yang mengerti dengan budaya tip.