REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Turis Cina kebanyakan dipandang sering memaksa, keras, kurang sopan, dan nakal.
Meskipun negara tujuan menyambut kedatangan dolar pariwisata ini ke negara mereka, pada kenyataannya negara tujuan wisata tak menyukai kekacauan dan kerumitan yang sering ditimbulkan beberapa wisatawan di Cina.
Orang-orang bertanya mengapa mereka sangat keras dan tidak bersikap lunak. Setiap cerita tentang turis Cina yang diterbitkan banyak media di sana, salah satunya South China Morning Post (SCMP) selalu menjadi artikel dengan pembaca tertinggi.
Kini, SCMP kembali membahas yang sama dengan topik mengapa turis-turis Cina dikenal begitu kasar? ROLers, berikut pemaparannya, dilansir dari SCMP, Senin (2/9).
Peneliti pariwisata Cina, Yong Chen yang juga salah satu akademisi dari Hong Kong Polytechnic University mengatakan mengatakan sebagian besar turis Cina yang buruk sama sekali tidak berniat menjadi buruk.
Mereka hanya menunjukkan apa adanya diri mereka. Mereka adalah seorang Cina, jadi begitulah mereka. Setidaknya ada empat faktor yang bisa menjelaskannya.
3. Lawless karena suatu alasan
Mahasiswa di Universitas Ewha Seoul, Korea Selatan yang dikenal karena kampusnya yang indah, baru-baru ini mengeluh tentang masuknya wisatawan Cina yang mengatakan sekolah ke kampus mereka.
Rupanya turis Cina tidak hanya cukup mengambil foto di lingkungan luar kampus saja. Sebagian besar mereka bahkan dengan santainya masuk ke perpustakaan dan mengambil foto mahasiswa tanpa izin.
"Kami ini memang kampus yang cukup terbuka untuk masyarakat setempat. Tapi kami lebih memprioritaskan hak mahasiswa kami untuk belajar di lingkungan yang tenang dan aman," kata perwakilan dari Universitas Ewha Seoul.
Setelah itu, Universitas Ewha lebih kritis dengan memasang tanda peringatan multi bahasa. Isinya mengimbau wisatawan untuk menjauh atau tidak memasuki areal studi mahasiswa, jika berkunjung ke kampys.
Ribuan tahun lalu diera Konfusius, para tetua Cina mengajarkan kepada murid-muridnya untuk tidak memaksakan apa yang tidak diinginkan orang lain. Chen mengatakan orang-orang Tionghoa sekarang justru bertindak dengan cara sebaliknya.
Di Cina, kebanyakn orang menaruh sedikit perhatian pada hukum yang berlaku. Itu sebabnya rasa kepedulian mereka terhadap sesama terkadang dilanggar, sebab itu yang dicontohan para pemimpin mereka.
Chen mengutip peribahasa Cina, shang xing xia xiao. Artinya, yang di bawah mengikuti apa yang dilakukan orang di atasnya.