REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, mengatakan pada Selasa bahwa serangan militer ke Suriah sebagai respon atas dugaan penggunaan senjata kimia dapat memperburuk konflik di negara tersebut.
Namun di sisi lain Ban juga mengingatkan bahwa negara-negara besar dalam Dewan Keamanan PBB, yang saat ini berbeda pendapat mengenai Suriah, "mempunyai tanggung jawab bersama demi kemanusiaan" untuk bersatu dan menghentikan penggunaan senjata kimia di negara manapun termasuk Suriah.
Tanpa secara eksplisit menyatakan ketidaksetujuan terhadap rencana serangan dari Amerika Serikat dan sekutunya, Ban mendesak negara-negara besar untuk berhati-hati.
"Kita harus mempertimbangkan dampak dari setiap serangan militer terhadap memburuknya perang saudara dan memfasilitasi resolusi politik dari konflik di Suriah," kata Ban kepada wartawan di kantor pusat PBB."Semuanya harus ditangani sesuai dengan kerangka kerja Piagam PBB yang disepakati bersama," kata dia.
"Penggunaan kekerasan harus dilakukan berdasarkan hukum sesuai peraturan yang tercantum dalam Pasal 51 Piagam PBB, yaitu untuk melindungi diri dan atau ketika Dewan Keamanan menyetujui aksi semacam itu," kata Ban.
Di antara lima anggota TETAP Dewan Keamanan PBB, Rusia dan China secara keras menyatakan tidak sepakat terhadap setiap rencana serangan militer. Sementara Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya mengatakan bahwa tindakan harus dilakukan untuk menghentikan rezim Suriah menggunakan senjata kimia.