Rabu 04 Sep 2013 07:13 WIB

Indonesia Waspadai Dampak Ekonomi Krisis Suriah

 Tentara Suriah berjalan di antara bangunan yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
Foto: EPA/STR
Tentara Suriah berjalan di antara bangunan yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Staf Khusus Presiden RI Bidang Ekonomi, Firmanzah, menyatakan Pemerintah Indonesia saat ini terus mengikuti perkembangan eskalasi krisis di Suriah, termasuk mewaspadai dampak bila intervensi militer sejumlah negara terjadi.

"Kita masih menunggu sikap parlemen Amerika dan Prancis, kalau kalau parlemen Inggris sudah menolak rencana intervensi militer ke Suriah," katanya disela-sela mengikuti kunjungan kerja Presiden Yudhoyono di Astana, Kazakhstan, Rabu (4/9).

Ia mengatakan, pemerintah tentu akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah dampak yang mendalam bagi perekonomian nasional akibat kemungkinan kenaikan harga minyak mentah akibat situasi yang terjadi di Suriah.

"Ya masih menunggu ya, kebijakan yang tepat khususnya mengenai ini, pertama memang kita akan terus memonitor dan mewaspadai apakah jadi atau tidak intervensi, kemudian juga langkah yang akan ditempuh oleh PBB dan bila itu pun (intervensi militer-red) terjadi, seberapa besar eskalasinya terhadap kenaikan harga minyak. Kalau sekarang kan masih memprediksi, tapi policy response seperti apa ya nanti kita lihat seberapa buruk dampaknya," katanya.

Firmanzah memperkirakan dalam pertemuan para kepala negara anggota G20 di Saint Petersburg yang akan berlangsung beberapa hari mendatang, Amerika Serikat (AS) akan mendapatkan pertanyaan dari anggota G20 lainnya. AS akan ditanyakan, tak hanya mengenai rencana pengurangan stimulus keuangan namun juga rencana intervensi militer ke Suriah.

Ditambahkannya, "jadi dua tekanan ini yang akan mendominasi diskusi para leaders dan pencarian solusi yang terbaik karena dampaknya tidak hanya pada ekonomi Indonesia tapi juga ekonomi dunia. Kalau untuk yang pertama (rencana kebijakan pengurangan stimulus keuangan-red) transmisinya sudah kita rasakan, transmisinya ke pasar keuangan dan pasar modal."

Sementara, katanya, transmisi yang kedua terkait dengan intervensi militer yang paling jelas kaitannya ke harga minyak mentah dunia. Oleh karena itu, tentu setiap langkah suatu kawasan atau negara yang dapat membawa dampak bagi kawasan dan dampak negara bagi negara lainnya akan menjadi pembahasan bersama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement