REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dua jajak pendapat terbaru pada Selasa (3/9) menguak tentangan yang kuat atas rencana serangan militer ke Suriah. Hal ini disebabkan kekhawatiran warga Amerika Serikat (AS) tas terulangnya perang, walau pun ada kenaikan dukungan di Washington untuk serangan tersebut,
Survei itu digelar oleh the Pew Research Center di akhir pekan yang mengungkapkan bahwa 48 persen warga AS menentang serangan udara AS ke Suriah atas tudingan penggunaan senjata kimia. Sementara, 29 persennya mendukung aksi militer tersebut.
Jajak pendapat yang digelar Washington Post dan ABC News, menurut laporan AFP, Rabu (4/9), pun tak jauh berbeda dengan temuan bahwa 6 dari 10 warga AS menentang serangan misil ke rezim Suriah pimpinan Bashar Al Assad. Temuan itu menyatakan dominansi tentangan dalam konteks politik
The Pew poll mendapatkan 29 persen dukungan Demokrat atas seranagn udara, yang diperbandingkan dengan 48 persen yang menentangnya. Partai Republik lebih tegas mendukung aksi militer itu, dengan 35 persen dukungan dan 40 persen menentang.
Polling The Post-ABC, juga mendapatkan peringkat yang serupa antara Demokrat dan Republik, termasuk pihak independen yang jauh lebih banyak menentang aksi militer. Perbandingannya adalah 30 persen mendukung, dan 66 persen menentang.
The Pew poll mengungkapkan bahwa 74 persen warga AS yakin bahwa aksi militer itu bisa memicu serangan balik ke Washingtan dan sekutunya di kawasan tersebut. Sebanyak 61 persen berpendapat bahwa serangan itu bakal menggiring ke komitmen militer jangka panjang di sana.
Rendahnya dukungan untuk aksi militer itu tentu berdampak pada upaya Presiden AS, Barack Obama untuk mendapatkan dukungan kongres atas rencana serangan militer ke Suriah.