Kamis 05 Sep 2013 07:16 WIB

95 Persen Warga Samoa tak Bisa Berenang

Red:
Kepulauan Samoa
Kepulauan Samoa

SAMOA -- Seorang pria warga Samoa, Seti Afoa mengkampanyekan olahraga renang di negara yang hampir 95 persen penduduknya tidak bisa berenang.

Fakta ini cukup mengejutkan untuk sebuah negara kepulauan, tapi Direktur Rangkaian Kejuaraan Renang Samoa, Seti Afoa mengatakan kepada program Pacific Beat Radio Australia, renang masih menjadi kebiasaan yang asing dikalangan warga di Kepulauan Pasifik.  "Situasinya kurang lebih sama dengan negara-negara lain di Kepulauan Pasifik, dimana banyak laguna yang dibiarkan tidak tersentuh oleh sebagian besar warga di sekitarnya,” katanya.

Bagi banyak orang mungkin tampak membingungkan, melihat laguna-laguna yang  masih alami itu tidak pernah dimanfaatkan. Namun menurut Afoa anomali ini berakar dari budaya masyarakat setempat yang enggan berada disekitar air. "Ketika saya beranjak dewasa, Saya diberitahukan untuk tidak bermain di air karena bisa tenggelam. Alasan lain karena di laut ada ikan, sehingga kita dilarang menceburkan diri, dan ketiga beberapa kawasan memang dikenal sebagai lokasi yang tabu atau suci sehingga tidak diperbolehkan berenang disana,” tuturnya.

Afoa menjadi penyelenggara rangkaian Kejuaraan Renang Samoa bulan lalu termasuk Kejuaraan Triathlon Samoa pertama yang diikuti perenang dari Selandia Baru, Australia  dan juga perenang lokal.

Rangkaian kejuaraan renang ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih besar termasuk kejuaraan balap laut dan even lomba renang di laguna yang ditujukan untuk mendorong warga setempat gemar olah raga renang.  "Salah satu kesenangan saya pribadi adalah melihat anak-anak muda setempat mencelupkan diri ke air, khususnya mereka yang sebelumnya belum pernah  berenang,” ungkapnya.

Afoa mengatakan  warga Samoa memang memiliki keterikatan sejarah dengan air yang dituangkan dalam cerita legenda mengenai ksatria-ksatria laut dan warga yang mampu berenang dari satu pulau ke pulau lain, tapi cerita-cerita itu sudah lama hilang.  "Jadi sejarah mengenai kepulauan di Pasifik telah berganti dengan kehidupan modern dan kami berusaha untuk merangkul situasi sekarang ini dengan mendorong warga lokal untuk berenang.”

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement