Kamis 05 Sep 2013 17:02 WIB

Politisi Australia Tuding Istri Rupert Murdoch Mata-Mata

Red:
Clive Palmer
Clive Palmer

CANBERRA -- Pengusaha sekaligus politisi Australia Clive Palmer menuding istri Rupert Murdoch, Wendi Deng, sebagai mata-mata Cina, dan mengancam akan menggugat konglomerat media itu.

Dalam wawancara TV Kamis (5/9) pagi, Palmer menuding Wendi Deng sebagai, "memata-mati Rupert selama bertahun-tahun, menyetor uang ke badan intelijen Cina". Palmer juga mengatakan, Wendi Deng "ditraining di Cina Selatan".

Pendiri Partai Palmer United Party (PUP) ini juga mengatakan, "Wendi Deng adalah mata-mata Cina dan karena itu Rupert meninggalkannya".

Ia melanjutkan, "dan orang ini (Murdoch) ingin mengontrol politik Australia. Ia ingin mengontrol apa yang Anda pikirkan. Lihat saja suratkabarnya".

Ancaman Palmer menggugat Murdoch terkait dengan artikel opini yang dipublikasikan Kamis (5/9) ini, yang mempertanyakan klaim Palmer sebagai seorang milyuner, tokoh pertambangan, dan professor di universitas. Artikel itu juga menyebutkan, Palmer membayar donasi besar untuk mendapatkan gelar sebagai "Presiden the World Economic Forum".

Artikel opini ini dipublikasikan di suratkabar The Australian milik Murdoch, di bawah judul "Mengapa kita perlu kuatir tentang siapa Clive Palmer sebenarnya". Dalam artikel disebutkan, mengingat rekam jejak Palmer sebagai pengusaha gagal, apakah para pemilih Australia harus memberinya kesempatan memperoleh "kekuatan politik besar".

Berdasarkan hasil pollling terakhir, Partai PUP berkemungkinan memenangkan enam kursi senat Negara Bagian Queensland dalam pemilu Sabtu 7 September 2013.

"Saya akan gugat Murdoch hari ini," tegas Palmer. "Sudah waktunya orang ini kita mintai pertanggungjawaban, orang asing ini yang mencoba mendikte apa yang kita lakukan".

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement