REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia telah menyerahkan permintaan resmi kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk menganalisis potensi risiko nuklir dalam serangan udara Amerika Serikat di Suriah, kata seorang diplomat Rusia, Kamis (5/9).
Sebelumnya pada hari itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Moskow akan mengangkat masalah ini pada pertemuan Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional pada Senin pekan depan. Utusan tetap Rusia untuk badan-badan internasional di Wina, Vladimir Voronkov, mengatakan, ia telah menyerahkan surat resmi kepada Direktur Jenderal IAEA Yukia Amano.
"Kami meminta badan itu untuk segera bereaksi terhadap situasi saat ini dan menyediakan negara anggota dengan analisis risiko, terkait dengan potensi serangan AS pada reaktor neutron dan benda-benda lainnya di Suriah," katanya. Dia menambahkan, surat serupa juga dikirimkan ke Wina untuk utusan negara-negara anggota IAEA lainnya.
Sehari sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia mendesak sekretariat IAEA untuk segera mengevaluasi risiko nuklir dari serangan Amerika Serikat pada Miniature Neutron Source Reactor (MNSR) dekat Damaskus dan obyek-obyek nuklir lainnya di Suriah.
Intervensi Barat di Suriah bisa membahayakan keamanan nuklir wilayah, kata kementerian itu dalam satu pernyataan, dan menambahkan bahwa setiap kerusakan yang terjadi pada reaktor neutron dekat Damaskus akan memiliki konsekuensi bencana.
IAEA mengatakan kepada RIA Novosti bahwa mereka akan mempertimbangkan prakarsa analisis risiko Rusia segera setelah permintaan resmi tiba. Pada Kamis, sumber diplomatik di Wina mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Moskow akan segera mengirim permintaan resmi ke badan itu.