Jumat 06 Sep 2013 19:26 WIB

Proyek Gas 19 Milyar Dolar di PNG akan Diperluas

Red:
Kilang Gas di Papua Nugini
Kilang Gas di Papua Nugini

PORT MORESBY -- Exxon Mobil akan memperluas fasilitas LNG bernilai $19 milyar di Papua Nugini, bahkan sebelum proyek itu rampung.

Fasilitas di Port Moresby itu merupakan pembangunan komersial paling besar di PNG. Demikian besarnya sehingga masing-masing tangki penyimpanan gas itu cukup untuk memuat sebuah pesawat Boeing 747.

Akan tetapi bahkan sebelum fasilitas itu selesai diuji, Managing Director dari Esso Highlands yang mengoperasikan proyek itu, Peter Graham, mengatakan kepada Radio Australia bahwa sedang dipelajari suatu rencana perluasan besar-besaran.

"Kami merasa optimis dan kami aktif melakukan program untuk memajukan jadwal rencana perluasan secepat mungkin," kata Graham.

Katanya, mereka sedang menjajaki sejumlah sumber gas baru, dan sedang melakukan perundingan dengan perusahaan petroleum. Ini bisa memberi cukup gas untuk melakukan ekspansi.

[removed]// [removed]
Audio: PNG-LNG project (ABC News)

"Ini jelas akan tergantung pada berapa banyak gas yang ada, dan itu masih perlu ditentukan. Saya pikir sebelum dilakukan proyek ekspansi didasarkan pada sumberdaya yang ada, perlu ditentukan cadangan apa yang ada," kata Graham.

Menurut David Lennox, analis sumberdaya di perusahaan stockbroker Fat Prophets di Sydney, proyek LNG di PNG ini akan bisa memetik manfaat dari permintaan akan energi di kawasan, dimana harga kemungkinan besar akan tetap kuat.

"Permintaan dari Asia tumbuh cukup signifikan. Itu dikarenakan oleh apa yang terjadi di Fukushima dan kecelakaan nuklir di sana. Dan juga karena dunia mengalami penghangatan global," katanya.

Sebelumnya minggu ini, anak perusahaan Exxon mengumumkan proyek itu sudah 90 persen rampung dan akan mulai melakukan pengiriman gas di paruh kedua tahun 2014.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement