Selasa 10 Sep 2013 07:20 WIB

Museum Melbourne Buka Pameran Sejarah Aborijin

Red:
Sejarah dan budaya Aborijin
Sejarah dan budaya Aborijin

MELBOURNE -- Lebih dari sejuta orang diharapkan akan mengunjungi pameran baru di Melbourne - First Peoples - yang menceritakan sejarah Aborijin dengan mengunakan teknologi interaktif.

Eksibisi First Peoples di Museum Melbourne ini dibuka pada hari Sabtu (7/9).

Kurator utama Genevieve Grieves mengatakan, lebih dari 600 hasil karya dan 1000 gambar/foto dipertunjukkan dalam eskibisi tersebut.

"Kami menceritakan kisah-kisah yang dimulai dari awal kejadian, lewat penggunaan teknologi pamungkas, dan saya pikir kami menghasilkan beberapa pengalaman yang sungguh luar biasa...sesuatu yang sangat,sangat baik," tuturnya.

"Masyarakat Aborijin ingin agar warga Australia lainnya mengerti sejarah dan cerita-cerita mereka, termasuk masa silam mereka, dan ini merupakan suatu wadah dimana kita dapat datang dan belajar."

Upaya untuk menyelenggarakan eksibisi ini bermula sekitar empat tahun lalu.

Yang menjadi intinya adalah Bunjil, seekor burung sejenis elang Wedge-tailed Eagle seukuran burung hidup yang dipamerkan secara mekanik dengan bentangan sayap lebih dari dua meter. Dan karya ini berharga lebih dari 200-ribu dollar.

Bunjil dipandang sebagai Sang Pencipta oleh masyarakat Aborijin dari suku Kulin di Victoria.

Sesepuh Aborijin dari suku Taunwurrung, Larry Walsh, yang dikenal sebagai Uncle Larry Walsh, berharap teknologi dari eksibisi ini akan menarik minat pengunjung muda dan mendorong rekonsiliasi.

"Kini menggunakan teknologi modern untuk mengisahkan cerita, dapat dilakukan, tidak usah lagi membawa tongkat pesan... alat pesannya kini adalah video,"  kata Uncle Walsh.

"Demikian anak-anak dan cucu-cucu kita hidup di zaman teknologi.",

"Jadi jika kita ingin agar mereka belajar dan tertarik pada cerita-cerita mereka, kita harus melakukannya lewat cara mereka mengerti paling baik," tuturnya.

Eksibisi First Peoples itu mencakup sejarah pra-pemukiman sampai sejarah hari ini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement