Selasa 10 Sep 2013 05:30 WIB

AS Memata-matai Perusahaan Minyak Brazil Petrobas, Google dan Kemlu Prancis

Slide ke-8, baru saja dirilis oleh Guardian sebagai penguat laporan bahwa PRISM memiliki 'backdor' di 9 server perusahaan teknologi AS, yakni Microsoft, Yahoo, Google, Facebook, PalTalk, AOL, Skype, YouTube dan Apple.
Foto: GUARDIAN
Slide ke-8, baru saja dirilis oleh Guardian sebagai penguat laporan bahwa PRISM memiliki 'backdor' di 9 server perusahaan teknologi AS, yakni Microsoft, Yahoo, Google, Facebook, PalTalk, AOL, Skype, YouTube dan Apple.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebuah bocoran dokumen intelijen Amerika Serikat menyebutkan Google, perusahaan minyak raksasa Brazil Petrobas dan Kementerian Luar Negeri Prancis sebagai "sasaran", demikian dilaporkan stasiun TV Globo.

TV Globo pada Minggu menyatakan memperoleh informasi itu dari Glenn Greenwald, seorang blogger dan kolumnis di harian Guardian, yang sebelumnya juga mendapatkan dokumen-dokumen rahasia dari mantan pekerja kontrak intelijen AS Edward Snowden.

Laporan di jaringan "Fantastico" Brazil menunjukkan bahwa dasar-dasar dilakukannya dugaan spionase itu tidak diketahui. Namun sebuah slide yang digunakan sebagai bagian dari presentasi NSA pada Juni 2012 untuk melatih analis memasukkan ketiga target itu di bawah judul "Banyak target menggunakan jaringan privat."

Di samping Petrobas, mereka juga menargetkan infrastruktur Google, Kementerian Luar Negeri Prancis, serta SWIFT --provider yang aman untuk jasa pengiriman pesan finansial kepada 10 ribu bank dan institusi finansial lain di 212 negara.

Nama-nama lain dalam daftar sengaja dikaburkan untuk tidak mempengaruhi investigasi antiterorisme, kata TV Globo.

Dalam pernyataannya pada Minggu, Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper menegaskan bahwa intelijen AS tidak mencuri data rahasia perdagangan.

"Amerika Serikat mengumpulkan intelijen asing --seperti juga yang dilakukan negara lain -- untuk meningkatkan keamanan bagi warga kami dan menjaga kepentingan kami serta sekutu-sekutu kami di seluruh dunia," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement