REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad-Javad Zarif, Senin (9/9) mengatakan bahwa negara Barat mesti mensahkan pendekatan baru pada babak berikutnya pembicaraan nuklri dengan Iran.
"Kebijakan lama mereka keliru dan tak menghasilkan apa-apa. Mereka perlu mengubah kebijakan semacam itu. Jika tidak, Republik Islam Iran akan melanjutkan perlawanan seperti selama 10 tahun terakhir ini," kata Zarif seperti dikutip oleh Press TV.
''Negara Barat mesti mengkaji peristiwa dalam 10 tahun belakangan dan mengubah strategi permainan 'menang-kalah' mereka,'' kata Menteri Luar Negeri Iran tersebut.
Republik Islam itu berkeras Barat mesti mengakui hak nuklir sipil Iran, termasuk program pengayaannya, dan mengurangi tekanan. Namun, Amerika Serikat dan sekutunya mencurigai kegiatan nuklir Iran mungkin bertujuan ke dimensi senjata.
Negara Barat telah menjatuhkan sanksi atas sektor keuangan dan energi di Republik Islam tersebut --yang telah menghadapi dampak mengerikan sanksi itu pada ekonomi negara Persia tersebut.
''Zarif pada Senin mengatakan sanksi tidak sah dan tidak adil itu takkan memiliki dampak pada tekad rakyat dan Pemerintah Iran untuk melanjutkan kegiatan nuklir damainya,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa.
"Semua sanksi ini memperlihatkan tak ada i'tikad politik bagi hubungan konstruktif dengan Republik Islam Iran," katanya.