Selasa 10 Sep 2013 21:54 WIB

Human Rights Watch Yakin Pasukan Assad Lakukan Serangan Kimia

Red:
Pasukan Suriah
Pasukan Suriah

NEW YORK -- Organisasi pemantau hak asasi manusia (HAM) yang bermarkas di AS, Human Rights Watch (HRW), menyatakan bukti yang diperoleh sudah cukup menunjuk pasukan pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan gas mematikan.

HRW melaporkan insiden serangan itu diperkirakan menewaskan lebih dari 1400 orang dengan Damaskus pada Agustus lalu yang memicu tekanan dari Amerika dan mencari persetujuan Kongres untuk melakukan serangan militer ke Suriah.

Peter Bouckart salah seorang penyusun laporan menyampaikan laporan itu berdasarkan keterangan saksi mata, informasi dari sumber serangan, sisa-sisa senjata yang digunakan dan catatan medis korban.

Dia menuding pasukan pemerintahan Suriah bertanggung jawab atas serangan itu. “Kami merekonstruksi jenis roket yang digunakan dalam serangan,” katanya.

"Sudah jelas bahwa itu - 144 milimeter dan 130 milimeter roket - yang dimiliki pemerintah Suriah dari pasokan Uni Soviet beberapa dekade yang lalu atau yang benar-benar dibuat di Suriah untuk tujuan langsung melakukan serangan senjata kimia,” tuding Bouckart.

Temuan itu bertentangan dengan pernyataan Presiden Suriah Bashar al Assad dalam sebuah wawancara dengan telivisi AS yang membatah terlibat dalam serangan dan menyalahkan pasukan pemberontak yang melakukannya.

“Pasukan kami berada di daerah lain saat serangan senjata kimia itu berlangsung,” bantah Assad.

“Anda tidak ada disana, Bagaimana anda bicara tentang apa yang terjadi kalau tidak punya bukti?” sergahnya.

Assad juga memberikan mengancam AS jika melakukan intervensi militer ke negaranya.

Namun, Obama masih mencari persetujuan Kongres Amerika untuk serangan militer terhadap Suriah.

Dukungan di Kongres untuk mengukur otorisasi serangan masih relatif rendah dan jajak pendapat menunjukkan mayoritas orang Amerika menentang langkah tersebut .

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement