REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rowhani dan kabinetnya membuka akun Facebook. Hal itu dinilai sebagai sinyal presiden Iran akan mempromosikan agenda politiknya lewat media sosial.
Akun tersebut hanya bisa dilihat mereka yang memiliki pemecah filter internet karena Facebook merupakan salah satu dari sejumlah besar situs yang diblokir di negara tersebut.
Langkah itu diharapkan bisa mengantarkan era baru keterbukaan Iran, terutama setelah serangkaian pesan para pejabat senior yang disalahgunakan.
Pada pekan lalu, sebuah kicauan di akun twitter yang mengatasnamakan presiden menjadi kontroversi publik karena memberi salah kepada orang-orang Yahudi untuk Tahun Baru Yahudi.
Halaman Rowhani memiliki hampir 70 ribu 'like'. Rowhani dinilai merupakan orang yang moderat. Sebelumnya, dia berjanji akan melonggarkan penyensoran internet. Larangan hukum bagi penggunaan media sosial oleh pejabat senior tidak pernah terjadi.
Dalam laporan Al-Arabiya, Selasa (10/9), sosial media seperti Facebook dan Twitter secara resmi dilarang di Iran menyusul pergolakan karena Ahmadinejad terpilih kembali pada 2009. Saat itu aktivis oposisi mencoba menggunakan akun mereka untuk menggalang dukunga demonstrasi.