REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wakil juru bicara parlemen Inggris mengundurkan diri pada Selasa (10/9) waktu setempat setelah dituduh terlibat kasus kekerasan seksual termasuk pemerkosaan. Kasus tersebut telah terjadi lebih dari satu dekade.
Nigel Evans, anggota partai berkuasa, Partai Konservatif mengatakan akan membantah tuduhan di pengadilan. Namun, dia akan tetap tinggal di parlemen, namun bukan di posisi kepemimpinan, untuk mewakili konstituen.
"Saya sedih kasus ini tidak ditutup sampai hari ini, saya yakin dua hal, saya tidak bersalah, dan ketidaksalahan saya punya bukti," ujarnya dalam pernyataan dilansir CNN.
Evans dituduh terlibat dalam satu kasus pemerkosaan, lima kekerasan seksual, dan dua tuduhan serangan tidak senonoh. Delapan tuduhan itu melibatkan tujuh orang.
Semua korban dalam dakwaan itu adalah laki-laki. Evans mengaku sebagai gay pada 2010 dan dirinya dikenal sebagai aktivis hak-hak gay terkemuka di Inggris.
Penyelidikan dimulai pada Mei lalu ketika Evans ditangkap dan diinterogasi polisi setelah dua pria berusia 20-an menuduh dirinya. Insiden untuk penuntutan kasus tersebut terjadi pada 2002.
Evans telah menjadi anggota parlemen sejak 1992 dan menjabat sebagai wakil ketua antara 1999-2001. Partai Konservatif tidak mengomentari tuduhan itu dan menyebutnya sebagai urusan polisi.