REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei, Rabu (11/9), mengatakan Iran memantau perkembangan yang melibatkan sekutunya, Suriah setelah Rusia menyarankan agar Damaskus menyerahkan senjata kimianya. Anjuran itu membuat Amerika Serikat menunda rencana penyerangannya.
"Republik Islam Iran dengan hati-hati memantau perkembangan, dan dengan kewaspadaan," kata Khamenei dalam sambutannya di televisi negara.
Iran, pendukung kuat rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad selama ini dianggap ancaman aktif Amerika Serikat dan Prancis dalam upaya meluncurkan serangan militer terhadap Damaskus.
Meskipun mengecam penggunaan senjata kimia, Iran juga mendukung klaim Suriah bahwa pasukan oposisilah, bukan rezim Bashar, yang melakukan dugaan serangan 21 Agustus dengan senjata kimia di pinggiran Damaskus sehingga menewaskan ratusan orang.
Khamenei telah berulang kali berbicara menentang perang di Suriah, dan memperingatkan bahwa intervensi Amerika Serikat akan membawa "bencana" bagi wilayah tersebut, yang ia ibaratkan sebagai "depot mesiu".
Pada Selasa, Presiden AS Barack Obama mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah rencana Rusia untuk mengamankan senjata kimia Suriah bisa mencegah serangan udara Amerika Serikat.
Sementara itu, Prancis mendorong sebuah resolusi Dewan Keamanan yang mengikat yang mengharuskan Suriah untuk segera mengimplementasikan janjinya guna menyerahkan senjata kimia atau menghadapi tindakan hukuman.
Moskow, sekutu lain Bashar, telah memveto setiap resolusi Dewan Keamanan tentang Suriah sejak awal perang saudara di negara itu lebih dari dua tahun yang lalu.