Sabtu 14 Sep 2013 17:13 WIB

Ini Salah Satu Tumbuhan yang Berpotensi Sembuhkan HIV-AIDS

Red:
Pohon Mamala
Pohon Mamala

PERTH --Tim periset Amerika Serikat yakin versi sintetis dari obat tradisional di Pasifik dapat menjadi kunci ditemukannya penyembuhan terhadap HIV-AIDS.

Dukun di Samoa sudah lama menggunakan daun pohon mamala sebagai teh untuk mengobati penyakit seperti hepatitis.

Dalam pertemuan American Chemical Society baru-baru ini disebutkan bahwa daun pohon itu mengandung prostratin, yang dapat digunakan untuk mengaktifkan virus HIV dalam sel-sel laten.

Ketua riset Professor Paul Wender kepada ABC menjelaskan sekarang virus laten itu di luar jangkauan perawatan konvensional efektif, yang menargetkan virus aktif. "Kami berharap menemukan akar penyebab penyakit tersebut, bukan di permukaan saja, seperti sekarang ini. Menghentikan perkembangan HIV-AIDS sangat pentuing, tetapi yang kita butuhkan adalah menuntaskannya," ujar Prof Wender.

Menurut dia, pengobatan saat ini mampu mengendalikan virus aktif - menekan virus aktif ke tingkat tak terditeksi. Namun, apabila seseorang berhenti minum obat, virus aktif dipasok kembali oleh virus laten. "Sehingga yang kita perlukan adalah menyerang virus laten, sumber virus aktif dan persenyawaan yang terjadi," jelasnya.

Tim pimpinan Profesor Wender telah bekerja menciptakan versi sintetik prostratin yang 100 kali lebih ampuh. Kelompoknya juga sedang mengembangkan versi sintetik bryostatin, zat yang terbentuk di mahluk laut yang disebut bryozoans.

Prof Wender mengatakan 'analog' sintetis juga memungkinkan senyawa yang jarang di alam digunakan dalam pengobatan skala-besar. "Belajar dari alam dapat membuat para ilmuwan mengembangkan pengobatan baru," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement