Jumat 13 Sep 2013 16:32 WIB

Suriah Klaim Jadi Anggota Penuh Traktat Antisenjata Kimia

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Tim Investigasi PBB tiba di Suriah untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus.
Foto: AP PHOTO
Tim Investigasi PBB tiba di Suriah untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Jaafari, mengatakan negaranya telah menjadi anggota penuh untuk traktat antisenjata kimia. "Secara resmi Suriah menjadi, mulai hari ini, anggota penuh konvensi senjata kimia," ujar Jaafari setelah memasukkan dokumen ke PBB di New York, Kamis (12/9). 

Dia mengatakan, Presiden Bashar al-Assad menandatangani dektrit legislatif yang mendeklarasikan Suriah menyetujui konvensi. Menteri Luar Negeri Walid al-Moualem juga menulis untuk Ogranisasi Pelarangan Senjata Kimia untuk memberitahukan keputusan Suriah bergabung konvensi. 

"Senjata Kimia di Suriah hanya pencegahan untuk senjata nuklir Israel," ujar Jaafari dikutip Al-Arabiya. 

Jaafari memiliki sebuah dokumen yang dia katakan sebagai laporan CIA pada program senjata kimia Israel. "Ini senjata pertahanan dan sekarang waktunya tiba bagi Suriah untuk bergabung dalam konvensi sebagai isyarat yang menunjukkan kesediaan kami untuk melawan semua senjata pemusnah massal," ujarnya. 

Namun, seorang pejabat PBB mengatakan Suriah harus mengambil beberapa langkah lagi sebelum menjadi anggota traktat. Suriah merupakan salah satu dari tujuh negara yang tidak bergabung dalam Konvensi Senjata Kimia 1997.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement