Jumat 13 Sep 2013 17:16 WIB

Militan Filipina Tolak Menyerah

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Militan Filipina (ilustrasi)
Foto: france24.com
Militan Filipina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Otoritas Filipina mengatakan jalur telekomunikasi dengan militan Muslim telah dibuka. Namun, militan menolak untuk menyerah. Pemerintah Filipina mencoba bernegosiasi dengan militan Muslim yang menyandera 100 warga sipil. 

Presiden Banigno Aquino III telah memperingatkan, pemerintah tidak akan ragu menggunakan kekuatan untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama lima hari. Aquino mengunjungi pasukan dan sekitar 15 ribu pengungsi di selatan kota Zamboanga, Jumat (13/9). 

Di kota itu, sekitar 200 orang dari faksi militan muslim mengambil warga sebagai sandera. "Kami tidak menetapkan tenggat waktu, tapi kami punya poin yang menentukan. Jika mereka melukai sandera, membakar, dan melintasi jalur lain yang tidak boleh dilewati, pasukan keamanan punya instruksi apa yang harus dilakukan," ujar presiden dikutip Al-Jazeera. 

Sedikitnya 22 orang terbunuh dan 52 orang lainnya terluka dalam pertempuran selama lima hari terakhir. Sementara itu, 19 pria bersenjata telah menyerah atau ditangkap. Pertempuran pecah di desa Santa Calina pada Jumat. Suara yang mungkin berasal dari sandera mengatakan "Gencatan senjata, gencatan senjata!"

Juru bicara militer Letnan Kolonel Ramon zagala mengatakan jalur komunikasi dengan militan tetap terbuka. Namun, mereka masih menolak untuk menyerah. "Kami bernegosiasi," ujar Zagala yang menolak menjelaskan lebih lanjut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement