CANBERRA -- Mantan Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengeritik perombakan aturan kepemimpinan yang diberlakukan Kevin Rudd. Gillard melukiskannya sebagai "upaya sembrono" yang memungkinkan pemimpin yang tidak baik untuk terus bercokol.
Tidak lama setelah menggeser Gillard, Kevin Rudd memberlakukan perombakan yang memberi semua anggota Partai Buruh suara dalam pemilihan pemimpin partai.
Pemilihan pertama yang dilakukan di bawah peraturan itu sedang berjalan. Bill Shorten dan Anthony Albanese mulai melakukan kampanye selama satu bulan untuk memperebutkan kedudukan pemimpin oposisi.
Akan tetapi dalam The Guardian Gillard menulis bahwa peraturan baru itu merupakan "pendekatan yang justru salah", melindungi pemimpin-pemimpin incumbent yang berkinerja buruk dan bukannya calon yang terbaik.
"Dengan peraturan baru ini seseorang bisa terus menjadi pemimpin partai Buruh dan perdana menteri, walaupun setiap anggota kabinet, badan yang mestinya merupakan yang paling berpengaruh di negeri ini, telah memutuskan bahwa orang tersebut tidak lagi mampu berfungsi sebagai perdana menteri," tulisnya. "Seseorang bisa terus bercokol walaupun lebih dari separuh anggota Partai Buruh dalam parlemen berpendapat sama."
"Ironisnya," kata Gillard, "saya mengemukakan argumentasi menentang aturan ini, walaupun di bawah peraturan itu saya bakal bisa menggeser Kevin Rudd di tahun 2010, mengingat bahwa jumlah kolega Partai Buruh yang mendukung kepergiannya akan cukup. Tapi (di bawah peraturan itu) Rudd tidak akan pernah bisa mengalahkan saya di tahun 2013."
Shorten vs Albanese
Pertarungan kepemimpinan Partai Buruh antara Bill Shorten (gambar) dan Anthony Albanese pada hakekatnya mengadu pemimpin-pemimpin serikat buruh dengan anggota partai.
Kata Gillard, Partai Buruh hendaknya meninggalkan cara menentukan pemimpin "atas dasar jajak pendapat, atau jumlah profil positif di media, atau lama waktu yang dihabiskan untuk mengambil hati para pemilik media dan redaksi, atau pamer foto diri dan posting yang tidak ada isinya di social media."
Ia juga mengatakan, Partai Buruh perlu merenungi faktor-faktor budaya yang memungkinkan pembocoran dan upaya destabilitasi partai mendapat ganjaran yang demikian menguntungkan.
Walaupun mengeritik peraturan itu, Gillard melukiskan Bill Shorten dan Anthony Albanese sebagai dua orang "calon yang pantas".
"Saya harap siapapun yang memenangkan pemilihan sekarang akan menjabat sebagai pemimpin Partai Buruh untuk waktu yang lama, dan Partai Buruh baru perlu memilih pemimpin lagi setelah masa pemerintahan Partai Buruh berikutnya," kata Gillard.
"Untuk mencapai itu diperlukan lebih dari sekedar pemungutan suara. Itu memerlukan penerimaan sejati hasil pemungutan suara oleh semua. Solidaritas, bukannya destabilisasi. Disinilah kegagalan Partai Buruh di masa lalu."