REPUBLIKA.CO.ID, NEW YOK -- Laporan PBB akan mengkonfirmasi bahwa memang benar senjata kimia digunakan di Suriah bulan lalu. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengatakan laporan akan diumumkan resmi pada pekan depan. Ban Ki-moon tidak berkomentar siapa yang harus disalahkan dalam serangan pada 21 Agustus di Ghouta wilayah Damaskus tersebut.
Dia mengatakan hal itu bukan menjadi bagian dari laporan. Meski demikian, dia mengatakan Presiden Suriah bersalah dalam kejahatan melawan HAM. Di sisi lain, menteri luar negeri AS dan Rusia melanjutkan pembicaraan untuk mengamankan senjata kimia Suriah.
Juru bicara menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pembicaraan dengan menteri luar negeri AS John Kerry di Jenewa akan sampai malam. "Mereka bekerja pada beberapa substansi," ujarnya dikutip BBC, Sabtu (14/9).
Washington dan sekutunya menuduh pemerintah Suriah membunuh ratusan warga dalam serangan senjata kimia di Ghouta. Pemerintah membantah tuduhan tersebut dan menyalahkan militan. Ban mengatakan penemuan PBB akan menambah laporan bahwa senjata kimia digunakan. "Saya yakin ada proses akuntablitas ketika semua ini berakhir," ujar Ban.
Kepala inspektur senjata kimia PBB, Ake Sellstrom mengkonfirmasi laporan telah lengkap. "Ini selesai, tapi kapan ditampilkan terserah sekretaris jenderal," ujarnya