Sabtu 14 Sep 2013 15:00 WIB

Wapres Filipina Bahas Gencatan Senjata Dengan Moro

Bendera Filipina
Bendera Filipina

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Filipina Jejomar Binay mengunjungi kota Zamboanga Sabtu untuk membicarakan gencatan senjata dengan satu kelompok gerilyawan Moro yang menahan sejumlah sandera sipil sementra pasukan terus melancarakan serangan terhadap pria-pria bersenjata.

Satu rencana gencatan snejata dipersiapkan oleh Wakil Presiden Jejomar Binay untuk disampaikkan kepada pemimpin gerilyawan Nur Misuari dan Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin Jumat malam setelah lima hari pertempuran yang menewaskan 52 orang dan 70 orang lainnya cedera di kota pelabuhan Zamboanga, Filipina selatan.

Akan tetapi Gazmin "menjelaskan bahwa satu gencatan senjata tidak pernah dilaksanaan", kata juru bicara Presiden Benigno Aquinino, Abigail Valte dalam satu pernyataan yang ia bacakan di radio pemerintah. "Karena itu operasi-operasi (militer dan polisi) terus dilakuka sepanjang malam itu dan akan dilanutkan selama diperlukan," katanya.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi CBN Sabtu, Gazmin menegaskan bahwa setiap perdamaian tergantung pada gencatan senjata dari gerilyawan yang menembak saat kami berbicara".

Seorang juru bicara wakil presiden itu mengatakan Binay telah berbicara dengan pemmimpin gerilyqwan Nur Misuari Jumat malam mengusulkan satu gencatan senjata yang akan mulai berlaku Sabtu tengah malam.

"Ia berbicara dengan Misuari dan ia juga berbicara dengan Gazmin,dan mereka sepakat untuk membicarakan gencatan snejata," kata juru bciara Joey Salgado kepada AFP Sabtu pagi.

Binay dalam pesan twitter Sabtu petang bahwa ia sedang dalam perjalannya untuk bergabung dengan Presiden Benigno Aquino di Zamboanga, di mana ia akan membicaran rincian rencananya dengan menteri pertahanan itu dan wakil-wakil dari Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF).

Beberapa surat kabar Filipina dan satsiun-stasiun radio melaporkan bahwa genctan senjata berlaku paling cepat Jumat tengah malam tetapi tidak ada tanda-tanda gencatan senjata di kota yang berpenduduk hampir satu juta jiwa itu Sabtu.

Di distrik Santa Barbara, gerilyawan menembakkan grant-granat berpeluncur roket ke sekitar 50 tentra di satu jalan kota itu, mencederai beberapa serdadu, kata seorang juru foto AFP.

Tentara menyerang satu gedung sekolah berlantai lima di mana para penembak gelop gerilyawan bertahan, tambahnya.

sumber : antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement