Sabtu 14 Sep 2013 22:39 WIB

Rencana Gencatan Senjata Militan dan Tentara Filipina Gagal

Rep: Nur Aini/ Red: Hazliansyah
Milisi Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) mengangkat senjata saat mencapai kesepakatan damai dengan pemerintah Filipina pada 1996.
Foto: AP PHOTO
Milisi Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) mengangkat senjata saat mencapai kesepakatan damai dengan pemerintah Filipina pada 1996.

REPUBLIKA.CO.ID, ZAMBOANGA -- Pasukan Filipina terus menyisir kelompok militan di Zamboanga, selatan negara tersebut dalam pertempuran yang telah berlangsung selama enam hari setelah rencana gencatan senjata gagal dicapai.

Polisi memperkirakan pasukan Moro National Liberation Front (MNLF) saat ini memiliki sedikitnya tujuh warga sipil sebagai sandera. Jumlah itu berkurang dari sebelumnya lebih dari 100 sandera. Sementara, jumlah korban tewas hampir mencapai 50 orang.

Operasi tanpa henti oleh sedikitnya 3.000 tentara pemerintah menewaskan 43 elit militan sementara 19 orang lainnya telah ditahan.

"Saat ini kami optimis operasi kami efektif dan kita memberikan pukulan signifikan pada musuh-musuh," ujar juru bicara militer Letnan Kolonel Ramon Zagala dikutip Arabnews, Sabtu (14/9).

Pernyataan itu datang setelah rencana gencatan senjata yang ditengahi wakil presiden Jejomar Binay gagal terlaksana.

"Wakil presiden sedih upayanya untuk mengamankan pembebasan sandera di Zamboanga tidak terlaksana, " ujar juru bicaranya, Joey Salgado.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement