REPUBLIKA.CO.ID, LJUBLJANA -- Batu pertama pembangunan masjid pertama Slovenia telah diletakkan di bekas situs industri di ibukota negara tersebut, Ljubljana pada Sabtu (14/9) waktu setempat. Batu itu diletakkan setelah 40 tahun menunggu sejak petisi pertama resmi diajukan warga Muslim setempat. Inisitif warga Muslim terhalang masalah administrasi dan kurangnya kemauan politik di negara mayoritas Katholik tersebut.
Warga Muslim mencapai 50 ribu orang dari jumlah penduduk negara itu 2 juta jiwa. Ribuan orang menghadiri upacara peletakan batu pertama pembangunan masjid termasuk Perdana Menteri Slovenia, Alenka Bratusek dan Walikota Ljubljana Zoran Jankovic. "Kami akan memiliki tempat yang tepat untuk beribadah, daripada menggunakan berbagai ruang publik," ujar Sahra Kacar dikutip Al-Arabiya.
Sebagai negara paling makmur dari enam republik di Yugoslavia, Slovenia menghadapi masuknya orang-orang dari berbagai negara termasuk Muslim. Slovenia memisahkan diri pada 1991 dan ekonominya membaik. Sementara, warga di Bosnia, Kroasia, dan Kosovo saat itu menghadapi perang.
Proposal untuk masjid ditahan pejabat setempat. Beberapa di antaranya mencoba memaksa referendum mengenai masalah ini pada 2004. Pembangunan masjid diharapkan dapat dimulai padan November mendatang dan diperkirakan memakan waktu tiga tahun dengan biaya 12 juta euro. Komunitas Muslim menyokong sebagian besar biaya, termasuk Qatar yang menyumbang donasi dalam jumlah besar.