REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Lebih dari 2.100 tentara Suriah lari ke Yordania sejak awal kemelut di negara mereka pada 2011, kata pernyataan menteri dalam negeri kerajaan itu disiarkan pada Ahad (15/9).
"Yordania menampung sekitar 2.130 tentara Suriah dari berbagai pangkat di satu kompleks militer," kata Hussein Majali kepada surat kabar pemrintah "Al-Rai".
"Kerajaan itu akan menjadi tempat perlindungan siapapun tetapi ini tidak akan mengorbankan keamanan dan stabilitas Yordania. Yordania mampu menangani situasi dalam cara yang seimbang."
Amman dan PBB menyatakan jumlah pengungsi di Jordania lebih dari 500.000 orang, kendatipun kerajaan itu mengatakan 1,2 juta warga Suriah berada di negara itu termasuk mereka yang sudah menetap sebelum konflik itu.
"Jika satu serangan militer terhadap Suriah terjadi, ancaman terbesar adalah eksodus besar-besaran ke Yordania," kata Majali. "Yordania siap menerima 150.000 pengungsi baru dari Suriah--20.000 di kamp Zaatari dan 130.000 di kamp Azraq."
Kamp Zaatari di utara dekat perbatasan dengan Suriah menampung lebih dari 130.000 pengungsi.
Lebih dari dua juta orang meninggalkan Suriah sejak perang meletus di sana tahun 2011, sebagian besar ke Lebanon, Turki, Yordania dan Irak.
Amerika Serikat dan Rusia, Sabtu mengakhiri perundingan tiga hari di Jenewa dengan satu kesapqkatqn untuk membongkar dan menghancurkan senjata-senjata kimia Suriah pada pertengahan tahun 2014.
Perjanjian itu memberikan waktu kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk menyerahkan rincian dari persediaan senjata yang dilarang internasional itu milik pemerintahnya untuk menghindari sanksi-sanksi yang tidak disebut secara khusus dan ancaman serangan-serangan militer pimpinan AS.