REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mantan presiden Mesir, Hosni Mubarak, mengatakan pemberontakan negara untuk menggulingkan dirinya sudah dimulai sejak 2005 dan terjadi karena dihasut pemerintah Amerika Serikat.
Laporan dari surat kabar Mesir, Youm 7, Ahad (15/9) waktu setempat mengutip rekaman yang bocor. Mubarak mengundurkan diri pada 2011 setelah pemberontakan 18 hari yang mengakhiri 30 tahun kekuasaanya.
Dia menjadi tahanan rumah bulan lalu dan dituduh terlibat dalam kematian demonstran pada 2011. Mantan presiden yang dikutip dalam laporan itu mengatakan AS menyebarkan berita rumor tentang anaknya, Gamal Mubarak, yang ingin menggantikan ayahnya.
Dalam laporan Al-Arabiya, rumor itu membuat anaknya dikritik. Mubarak juga mengomentari situasi Mesir saat ini. Dia sempat berpikir bahwa Jenderal militer, Abdul Fattah Al Sisi, merupakan anggota dari Ikhwanul Muslimin sampai Mubarak membuktikan dia salah.
Sisi menggulingkan pemerintahan Muhammad Mursi pada Juli lalu setelah demonstrasi massa melawan kepemimpinan Ikhwanul Muslimin. Dia sebelumnya menjadi kepala intelijen militer di pemerintahan Mursi.
Mubarak juga dilaporkan berkata dalam rekaman bahwa presiden Mesir selanjutnya harus berasal dari militer. Dia juga menuduh pendukung Ikhwanul Muslimim menerima uang untuk terus menduduki Rabaa al-Adawiya yang dibubarkan bulan lalu dengan aksi militer mematikan.