Senin 16 Sep 2013 13:37 WIB

Presiden Prancis: Kesepakatan Senjata Kimia Suriah Bukanlah Penyelesaian Akhir

Francois Hollande
Foto: REUTERS
Francois Hollande

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Francois Hollande memperingatkan jika kesepakatan yang dicapai Amerika Serikat (AS) dan Rusia dalam akhir pekan lalu untuk memusnahkan senjata kimia Suriah bukanlah penyelesaian akhir. Ia menambahkan bahwa opsi serangan militer harus tetap terbuka untuk dilakukan. 

Berbicara langsung di televisi TF1, Hollande menekankan masyarakat internasional harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan jatuhnya sanksi dalam kasus tidak dilaksanakannya perjanjian itu sebagai bagian dari resolusi PBB.

"Opsi militer harus tetap ada, jika tidak maka akan ada kendala," kata Hollande.

Komentar Hollande itu diberikan sehari setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John Kerry dan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov mengumumkan kesepakatan ambisius untuk membongkar dan memusnahkan cadangan senjata kimia Suriah pada pertengahan 2014.

Kesepakatan sementara itu menggugurkan ancaman serangan militer terhadap Suriah yang sejak awal telah disebut-sebut Prancis dan AS sebagai cara untuk menghukum rezim Presiden Bashar al-Assad atas serangan gas beracun mematikan pada 21 Agustus yang mereka persalahkan pada Damaskus.

Prancis bukan bagian dari negosiasi tiga hari antara Kerry dan Lavrov untuk mencapai kesepakatan senjata kimia, tetapi mengatakan tekadnya untuk tetap membantu mewujudkan kemajuan yang dicapai di Jenewa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement