Senin 16 Sep 2013 20:20 WIB

Flu Burung Masih Menjadi Ancaman Serius Manusia

Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Organisasi Pertanian dan Pangan PBB (FAO) memperingatkan virus influenza unggas H7N9 dan H5N1 terus menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan hewan dan manusia. Terutama pada musim flu mendatang.

"Meskipun dunia lebih siap dibandingkan sebelumnya untuk menanggapi flu unggas, kewaspadaan terus-menerus diperlukan," kata Kepala Pejabat Bagian Hewan FAO, Juan Lubroth dalam pertemuan gabungan dengan Lembaga Pembangunan Internasional AS (USAID), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemimpin Laboratorium Rujukan FAO di Australia, Cina dan AS, seperti disadur dari Xinhua, Senin (16/9).

Juan menyebut, virus flu unggas terus beredar di kalangan unggas sehingga berbagai upaya harus diperkokoh bukan hanya di negara yang terpengaruh, tapi juga di negara tetangga dan daerah yang memiliki hubungan dagang kuat. FAO menyampaikan komitmen dana dua juta dolar AS yang dilengkapi dengan lebih dari lima juta dolar AS dari USAID untuk meluncurkan upaya tanggapan H7N9. Sumbangan itu telah membantu negara yang beresiko untuk secara dramatis meningkatkan kemampuan pengawasan.

"Pendeteksian dini dan pengenalan luar biasa virus H7N9 oleh para ahli China telah menciptakan peluang yang tak ada sebelumnya guna meningkatkan upaya terkoordinasi untuk menghentikan penyebaran lebih lanjut virus itu," kata Direktur Program Ancaman yang Muncul di USAID Dennis Carroll.

Namun para ahli FAO dan USAID menyebut penelitian lebih jauh sangat diperlukan, terutama yang meliputi pengawasan yang berlanjut dan pelacakan pada seluruh sistem produksi dan pemasaran. Dalam perjuangan jalang panjang melawan flu unggas, semua negara harus menanam modal pada peningkatan cara mereka memasarkan dan menjual unggas.

"Kita perlu memusatkan perhatian pada gambaran lebih besar peningkatan sistem keamanan makanan dengan mengembangkan fasilitas yang menerapkan langkah keamanan dan kesehatan," kata Lubroth.

"Jika sesuai, kita perlu membantu pemerintah memadukan rencana tambahan bagi kemungkinan pendeteksian virus dan skema ganti rugi untuk membantu mereka yang terpengaruh oleh upaya pemantauan," katanya.

sumber : Xinhua/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement