Senin 16 Sep 2013 21:30 WIB

Tim Ham PBB Usut 14 Kasus Serangan Senjata Kimia di Suriah

Dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah
Foto: Guardian
Dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tim penyelidik hak asasi manusia PBB pada Senin mengatakan sudah menyelidiki 14 dugaan serangan senjata kimia di Suriah, namun belum bisa memutuskan yang bertanggung jawab.

"Kami menyelidiki 14 dugaan penggunaan senjata kimia," kata Paulo Sergio Pinheiro, kepala komisi mandiri bentukan Dewan HAM PBB.

Pinheiro mengatakan, karena sulitnya mengumpulkan bukti, tidak mungkin untuk segera menyebutkan siapa yang bertanggung jawab dalam serangan-serangan yang terjadi sejak tim penyelidik tersebut memulai penyelidikannya pada September 2011.

Komisi beranggotakan empat orang itu, termasuk mantan jaksa penuntut kejahatan perang Carla del Ponte, selalu ditolak oleh rejim Presiden Bashar al-Assad untuk masuk ke Suriah.

Akibatnya, metode penyelidikannya juga termasuk menemui pengungsi Suriah dan wawancara lewat telepon atau Skype dengan mereka yang masih berada di dalam negeri itu.

Pinheiro mengatakan, tim juga mengamati video-video serangan kimia di Suriah serta mendapat masukan dari pakar militer.

Meski tidak bisa menyebutkan siapa yang telah menggunakan senjata kimia, Pinheiro mengatakan kepada Dewan HAM PBB bahwa penggunaan senjata itu jelas-jelas merupakan kejahatan perang.

Namun ia mengatakan bahwa ditengah perhatian internasional untuk senjata kimia, penggunaan senjata konvensional yang mematikan tidak bisa diabaikan."Kebanyakan korban konflik merupakan akibat serangan tak bermoral menggunakan senjata konvensional -- saya ulangi, konvensional -- seperti pistol dan mortir," katanya.

Akibat tekanan terkait serangan senjata kimia pada 21 Agustus yang diklaim oleh penentang pemerintah Suriah telah menelan 1.400 nyawa, rejim Assad menandatangani konvensi internasional pelarangan senjata semacam itu.

Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutu Suriah, Rusia pada Sabtu mencapai kesepakatan yang mensyaratkan Damaskus memberikan daftar lengkap senjata kimia yang dimilikinya dalam hitungan hari, dan mengizinkan tim penyelidik memasuki negara itu pada November untuk mempersiapkan pemindahan dan pemusnahan senjata tersebut pada pertengahan 2014.

Perang sipil di Suriah, yang meletus pada Maret 2011 telah menelan 100 ribu jiwa dan memaksa lebih dua juta warga mengungsi ke luar negeri sementara jutaan lainnya menjadi pengungsi di dalam negerinya sendiri.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement